TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini Penjelasan Kepala BKKBN soal Inpres Kampung Keluarga Berkualitas

Ada empat hal di dalam Inpres yang diperintahkan

Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo saat Peluncuran Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2022 tentang Optimalisasi Penyelenggaraan Kampung Keluarga Berkualitas, Selasa (12/7/2022). (YouTube/Kemenko PMK).

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, mengungkapkan rasa syukur terkait BKKBN yang dilibatkan secara penuh untuk menghasilkan percepatan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2022 tentang Kampung Keluarga Berkualitas.

"Kita bersyukur alhamdulillah karena Inpres ini sudah ditunggu selama tujuh tahun, sejak 2015, dan alhamdulillah, berkat koordinasi dari Pak Menteri PMK dan kementerian, lembaga," ungkap Hasto, saat Peluncuran Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2022 tentang Optimalisasi Penyelenggaraan Kampung Keluarga Berkualitas, yang disiarkan langsung di kanal YouTube Kemenko PMK, Selasa (12/7/2022).

"Dan kami terima kasih dilibatkan secara penuh, dari BKKBN sehingga dorongan ini menghasilkan percepatan keluarnya Inpres Kampung Keluarga Berkualitas (KB) yang di 2022 ini," dia melanjutkan.

Baca Juga: Kepala BKKBN Sebut 2024 Angka Stunting Bakal di Bawah 14 Persen

1. Perubahan orientasi kampung keluarga berencana menjadi berkualitas

IDN Times/Tunggul Kumoro

Hasto menjelaskan, ada sejarah kampung keluarga berkualitas yang  dulunya merupakan kampung keluarga berencana. Kemudian, dimulai periode pertama Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada 2014. 

"Dan waktu itu, sebagai wujud nawacita, maka kemudian dimulailah dari kampung-kampung yang marginal, terisolir, tertinggal, dan terbelakang. Sehingga, kampung keluarga berencana pada waktu itu lebih diutamakan untuk memajukan suatu daerah yang tertinggal," kata dia.

Kemudian, orientasi kampung keluarga berencana masih pada kuantitas. Tetapi, dengan dikeluarkan Inpres Nomor 3 Tahun 2022, maka ada pergeseran dari kuantitas menjadi kualitas. 

"Kalau dulu lebih menekankan total fertility rate yang harus turun, dan alhamdulillah sampai hari ini, meskipun pandemik total fertility rate turun menjadi 2,24. Jadi bisa dipertahankan dengan baik," ucap Hasto.

Ketika sudah begeser menjadi kampung keluarga berkualitas, kata Hasto, orientasinya untuk individu yaitu kualitas SDM yang sehat, cerdas, dan sejahtera.

"Untuk keluarga, orientasinya adalah keluarga yang tenteram, mandiri, dan bahagia, sesuai dengan indeks pembangunan keluarga yang sudah ditetapkan," ujar dia. 

Baca Juga: 29 Juni Hari Keluarga Berencana Nasional: Ini Sejarahnya

2. Semua desa di dalam Inpres wajib menuju kampung keluarga berkualitas

ilustrasi keluarga (IDN Times/Mardya Shakti)

Ketika kemudian bergeser menjadi kualitas, kata Hasto, kampung keluarga berkualitas tidak lagi dimulai dari daerah yang terisolir dan terbelakang. Tetapi, dia melanjutkan, semua desa di dalam Inpres ini diharapkan akan menuju menjadi kampung keluarga berkualitas. 

"Sehingga mohon izin nanti di dalamnya, akan ada kampung keluarga berkualitas yang masih merintis, ada yang mandiri, kemudian ada yang sudah berkesinambungan atau terjaga. Sehingga semua desa akan menuju strata yang tertinggi, yaitu kampung keluarga berkualitas yang berkelanjutan," ujar Hasto.

"Oleh karena itu, semua desa menjadi wajib untuk menuju kampung keluarga berkualitas," dia menambahkan. 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya