Menkes Tak Ingin Buru-Buru Evakuasi WNI dari Diamond Princess, Kenapa?
"Pemerintah tak ingin RI berubah jadi zona merah corona"
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto akhirnya menjelaskan mengapa pemerintah tak ingin terburu-buru melakukan evakuasi terhadap puluhan WNI yang saat ini berada di kapal Diamond Princess. Saat ini total masih ada 69 WNI yang belum dinyatakan terjangkit virus mematikan yang diberi nama COVID-19 itu. Sisa 9 kru kapal lainnya dinyatakan terinfeksi virus itu dan telah dirawat di rumah sakit di perfektur Chiba dan Tokyo.
Menurut Terawan, pemerintah tak mau terburu-buru melakukan evakuasi dari kapal pesiar mewah itu karena tak ingin membawa virus corona masuk ke dalam Indonesia. Ia menyebutnya dengan kalimat tak ingin ada episentrum baru COVID-19 di Tanah Air.
Lantaran penanganan penumpang dan kru kapal Diamond Princess yang sembrono oleh Pemerintah Jepang, lama-kelamaan virus itu bermutasi. Kini, penumpang dan kru kapal bisa saja sudah terinfeksi virus corona tanpa menunjukkan gejala apapun. Kemungkinan besar 69 WNI yang hendak dievakuasi sudah terjangkit virus itu.
Kendati kondisinya sudah semakin kritis, pemerintah malah memprioritaskan pemulangan baru kru kapal pesiar lainnya yakni Dream World. Proses evakuasi terhadap 188 kru kapal pesiar itu rencananya dilakukan esok. Lalu, kapan giliran kru kapal Diamond Princess diboyong ke Tanah Air?
Baca Juga: Kru Diamond Princess Asal RI: Presiden Jokowi Jangan Biarkan Kami Mati
1. Pemerintah tak ingin mengubah status RI menjadi zona merah alias tak lagi bebas dari virus corona
Terawan menuturkan bahwa Pemerintah Indonesia tak ingin seperti negara-negara lain, di mana awalnya berada di zona hijau (bebas dari virus corona) berubah menjadi zona merah lantaran terburu-buru melakukan evakuasi. Menurutnya, diperlukan cara-cara khusus untuk melakukan evakuasi terhadap WNI yang masih tersisa di kapal pesiar mewah itu.
Padahal, pemerintah negara lain sudah lebih dulu mengevakuasi warganya yang bekerja sebagai kru kapal. Contohnya India dan Filipina.
"Karena kalau grasa-grusu, keburu-buru, apa yang terjadi dengan Amerika Serikat, apa yang terjadi dengan Korea Selatan, apa yang terjadi dengan Australia, yang membuat menjadi episentrum baru," kata Terawan di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, pada Selasa (25/2).