Sering Dicaci Netizen, Ini Curhat Setya Novanto di Pengadilan
Novanto berharap publik tak lagi mencapnya sebagai koruptor
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Sejak namanya disebut sebagai tersangka dalam kasus korupsi proyek KTP Elektronik, semua pandangan langsung tertuju ke Setya Novanto. Publik seolah bertepuk tangan, karena mantan Ketua DPR itu kerap disebut dalam berbagai kasus korupsi, tapi selalu lolos.
Tak heran publik menjulukinya bak belut. Bahkan, julukan "Papa Sakti" pernah disematkan kepada pria berusia 62 tahun itu.
Parahnya, dalam pengusutan kasus yang melibatkan namanya, Novanto justru membuat banyak drama. Dimulai dari tabrakan tiang lampu, mengalami luka benjolan sebesar bakpau hingga drama sakit saat pembacaan dakwaan di sidang perdana. Alhasil, warga net beramai-ramai mencaci Novanto.
Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu pun mengaku keberatan kerap dicaci warga net. Oleh sebab itu, di ruang sidang, ia sekaligus memanfaatkan momen tersebut untuk mengenalkan sisi lain dari seorang Setya Novanto.
Apa saja curhat Novanto untuk mengubah persepsi publik agar tidak lagi terlalu negatif?
Baca juga: Lima Harapan Setya Novanto: Divonis Ringan Hingga Hak Politik Gak Dicabut
1. Novanto cerita jatuh bangun membangun karier di Jakarta
Novanto yang saat ini memang terlihat sebagai pejabat dan konglomerat. Tapi, kata Novanto, publik tidak tahu kalau itu semua diraih dengan kerja keras. Novanto mengaku tidak terlahir dari keluarga kaya raya.
Ia pun bercerita bagaimana sulitnya bagi seorang pria yang sempat hidup di Surabaya, lalu hijrah ke kota metropolitan seperti Jakarta.
“Saya menceritakan ini bukan untuk pamrih atau membanggakan diri, tapi hanya berharap ada sebagian masyarakat yang sedikit membuka mata untuk melihat sisi lain diri saya, sehingga tidak terus menerus mencaci saya dengan begitu kejamnya,” ujar Novanto di Pengadilan Negeri Tipikor, Jakarta Pusat, Jumat (13/4).
Baca juga: Lagi-Lagi, Setya Novanto Bantah Ikut Campur Dalam Penganggaran e-KTP