TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BPIP Minta Paskibraka Amalkan Pancasila dan Sebar Konten Positif

Paskibraka dapat pembekalan di Taman Bunga Wiladatika

(Ilustrasi paskibraka) ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma

Jakarta, IDN Times - Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional tahun 2022 saat ini telah menerima pembekalan jelang perayaan 17 Agustus 2022. Salah satu pembekalan yang diterima adalah soal Pancasila yang diberikan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), di Aula Sarbini Taman Bunga Wiladatika Depok, Jawa Barat.

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo atau Romo Benny mengatakan, para pemuda Indonesia yang terpilih sebagai Paskibraka harus dapat menjadikan Pancasila sebagai habituasi dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Karena sekarang masyarakat khususnya kaum muda melihat para Paskibraka sebagai figur yang dibanggakan sekaligus menjadi contoh," ujar Benny dalam keterangan resmi, Sabtu (23/7/2022).

Baca Juga: Perjuangan Ardelia Jadi Paskibraka di Istana, Berbekal Latihan Daring 

1. Pancasila diharapkan tidak tergerus zaman

(Ilustrasi anggota paskibraka) ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.

Dengan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila, diharapkan Pancasila dan Indonesia tidak menghilang tergerus zaman.

Benny mengatakan, para Paskibraka adalah spirit persatuan sekaligus keberagaman di Indonesia.

Untuk itu, keberadaan Paskibraka yang mewakili para putra dan putri terbaik negeri untuk mengibarkan bendera pusaka, sekaligus bukti nyata bahwa pemuda adalah komponen terbaik bangsa untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan melalui Pancasila.

"Filosofi 17-08-45 yang diwakilkan dalam tim pengibar bendera menunjukkan bahwa Paskibraka harus dapat merefleksikan nilai-nilai kemerdekaan, kemerdekaan untuk berprestasi, mengaktualisasikan diri secara positif, dan mampu menunjukkan kualitas dan teladan Indonesia di mata dunia," ujarnya.

2. Terjadi pergeseran nilai di masyarakat

Ilustrasi Paskibraka.IDN Times/Gregorius Aryodamar P

Lebih lanjut Benny mengatakan, dalam era digital, internet dan media sosial memiliki nilai dan bagian luar biasa dalam kehidupan manusia.

Oleh karena itu, terjadi pergeseran nilai di masyarakat, di mana saat ini masyarakat lebih mementingkan kepopuleran, kuantitas mengenai berapa like, view dan share yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan media sosial.

"Yang cenderung mengedepankan sensasi, konten nirfaedah dan berita bohong, hal ini sejalan dengan perumpamaan Plato tentang manusia yang masuk gua besar dan meraba-raba kebenaran di era digital ini cenderung mengedepankan persepsi, bukan kesadaran kritis dalam mengolah informasi," tegasnya.

Baca Juga: Benny Susetyo Dorong Internalisasi Pancasila Lewat Kebijakan Publik

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya