PKB Sebut Potensi Politik Uang Meningkat di 2024, Ini Alasannya
Bawaslu wajib mengantisipasi sejak dini
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Yanuar Prihatin mengingatkan kembali kepada penyelenggara Pemilihan Umum (Pemilu) terkait adanya politik uang.
Berkaca dari 2014 dan 2019 silam, kata Yanuar, meskipun Pemilu telah usai, namun residu konfliknya masih terasa hingga kini. Ditambah lagi adanya potensi kenaikan money politics yang sulit dihilangkan saat Pemilu tiba.
Kondisi Pemilu 2024 juga dinilai jauh berbeda dengan sebelumnya, lantaran dari sudut Pilpres kandidatnya sudah mulai bisa ditebak sejak awal.
“Kenapa potensi politik uang naik? Karena 2024 ini pemilu di mana keadaannya berbeda dengan pemilu sebelumnya. Dari sudut pilpres, semua kandidat dimulai dari awal,” ujar Yanuar dalam keterangannya, Jumat (10/6/2020).
Baca Juga: Perangi Buzzer, PAN Ajak Masyarakat Hadirkan Politik Gagasan
Baca Juga: SMRC: Jika Pemilu Diadakan Sekarang, PDIP Bakal Kembali Berkuasa
1. Hasrat politik lebih kuat di 2024
Di sisi lain, tren politik uang juga didorong oleh politisi yang hasrat untuk berkuasa jauh lebih kuat dibandingkan periode-periode sebelumnya. Sehingga, semua peserta pemilu akan mencari jalan beragam cara untuk mendapatkan suara sebanyak-banyaknya.
Jika kondisi buruk ini tidak terkendali dan tidak ada kontrol berdasarkan aturan moral yang kuat, maka akan terdorong untuk menghalalkan politik uang yang jauh lebih kuat.
Oleh sebabnya, Wakil Ketua Komisi II DPR RI ini selalu mengingatkan Bawaslu untuk mengantisipasi buruknya persaingan politik.
“Karena itu saya berkali-kali dengan Bawaslu juga menyampaikan ini bagaimana caranya mencegah suasana semacam ini. Kalau sudah terjadi tentu menindak. Tetapi jauh lebih penting bagaimana mencari jalan supaya mengantisipasi ini tidak terlalu parah,” ucapnya.
Baca Juga: Elite Partai Buruh datangi KPU, Ingatkan Pemilu Bersih Mulai Pudar