TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Wakil Komandan TKN Rilis Buku, Bahlil Sindir Tokoh Kebanyakan Narasi

Bahlil sentil tokoh yang terlalu banyak narasi

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Jakarta, IDN Times - Wakil Komandan Tim Kampanye Nasional (TKN) Fanta Prabowo-Gibran, Anggawira, merilis buku berjudul Growth Space. Dalam bukunya, dia membahas mengenai potensi peluang usaha berkelanjutan di tengah gempuran era digital.

Anggawira menjelaskan, dalam bukunya, ia mengajak pengusaha menyiapkan diri membangun ekosistem digital untuk menyambut tantangan masa depan. Terlebih, dia meyakini Indonesia akan menjadi negara maju pada 2045.

Ketua Umum Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) ini mendukung penuh pertumbuhan pengusaha, seiring memasuki era revolusi Industri 4.0 yang terintegrasi dengan era Society 5.0. Menurut Anggawira, saat ini pelaku bisnis perlu memiliki ekosistem yang bertumbuh untuk mengikuti perkembangan zaman.

“Melalui buku ini, mengajak para pengusaha untuk merajut usaha, menyiapkan ekosistem bersama dalam menyambut tantangan masa depan. Meskipun pasti akan banyak tantangan pada masa mendatang, kita mampu mengatasinya dengan cara-cara baru yang sepadan dengan zamannya,” kata Anggawira dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (10/1/2023).

1. Bahlil ungkap potensi Indonesia Emas

(IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang juga pendukung Prabowo-Gibran, Bahlil Lahadalia, menjelaskan rakyat Indonesia, khususnya anak muda harus menyiapkan diri menyambut Indonesia Emas 2045. Dia meyakini Indonesia akan menjadi negara maju apabila mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

“Indonesia ke depan akan menjadi negara maju dengan pendapatan GDP terbesar nomor enam atau 10 pada 2040, menuju Indonesia Emas dengan satu konsep: Generasi muda harus cerdas, mempunyai integritas, dan konsisten dalam meningkatkan kualitas diri," ungkap dia.

Baca Juga: Ada Pejuang PPP, TKN Yakin Prabowo Jadi Presiden Satu Putaran

2. Indonesia perlu tokoh yang tak hanya pintar bernarasi

ilustrasi pemimpin (IDN Times/Aditya Pratama)

Bahlil juga meyakini, dalam kepemimpinan masa mendatang, anak muda harus berkolaborasi dan menyiapkan kemampuan intelektual yang memumpuni. Indonesia, kata dia, perlu tokoh yang bukan hanya pintar bernarasi, tetapi harus mampu mengeksekusi gagasan menjadi sesuatu yang konkret.

"Dengan dunia yang sekarang sudah berubah, kompetisi itu sesuatu hal yang harus dilakukan dan dimenangkan. Untuk itu, dibutuhkan kolaborasi dan kesiapan diri yang terkait dengan leadership dan kemampuan intelektual,” kata dia.

Sementara itu, Deputi Bidang SDM, Teknologi, dan Informasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Tedi Bharata, turut memberikan dukungan terhadap buku yang membahas mengenai perkembangan usaha pada era digital.

Namun, Tedi mengingatkan, pada era digital masyarakat Indonesia harus punya kemampuan sebagai modal kuat, yakni kemampuan berkolaborasi dan beradaptasi dengan zaman.

“Di era sekarang ini, SDM kita perlu memiliki dua hal, yaitu kemampuan untuk kolaborasi, serta adaptability. Dua itu harus jadi DNA SDM kita untuk menyongsong lahirnya generasi emas 2045," ucap Tedi.

Baca Juga: Pengeluaran Dana Kampanye Cuma Rp180 Ribu, PSI Pastikan Transparan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya