Kementan Ingatkan Pedagang Jangan Berspekulasi
Pasokan bawang merah berangsur normal
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementan, Moh. Ismail Wahab menegaskan pasokan bawang merah di pasar saat ini berangsur normal. Hal ini dapat dilihat dari panen bulan April yang mencapai 9 ribu hektar lebih dengan potensi produksi 90 ribu ton. Oleh karena itu, Kementan memastikan tanaman bawang merah masih sangat luas, bahkan sebagian siap panen.
Dari Jawa Barat saja, Ismail melanjutkan, mampu mengisi pasar Jabodetabek sehingga pasokan bawang merah aman dan tidak perlu khawatir. Untuk mengisi pasar Jakarta dan sekitarnya, pemasok bawang merah tidak hanya dari Brebes, tetapi dari sentra besar lainnya, seperti Bandung, Garut, Sukabumi, Kendal, Demak, Majalengka, Cirebon, Nganjuk, dan Solok
"Tidak ada alasan harga bertahan tinggi, karena di tingkat petani saja hanya Rp 20 ribu sampai Rp 23 ribu per kilo. Masa di retail bisa dua kali lipat. Tidak wajar itu,” tutur pria yang akrab disapa Ismail itu di Jakarta, Jumat (5/4).
Ismail pun mengingatkan pedagang untuk tidak berspekulasi dan bermain harga.
"Yang pasti kami sudah berkoordinasi dengan Satgas Pangan untuk mencermati harga saat ini. Saya hanya ingatkan, jangan ada yang berspekulasi dan main-main dengan harga,” tutur Ismail.
1. Semangat petani tanam bawang merah masih tinggi
Wakil Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Ahmad Soleh mengatakan bahwa semangat petani menanam bawang merah di sentra produksi masih tinggi. Hal ini terbukti dari penanaman di daerah penyangga, seperti di Demak, Kendal, Pemalang, Madura, hingga Bima makin meluas. Khusus untuk Brebes, walaupun waktu panennya mundur, tidak mengurangi luas tanam.
"Kalau ada yang bilang petani bawang merah tidak semangat tanam itu salah besar. Yang terjadi saat musim hujan, petani mengatur pola tanam, dari lahan sawah irigasi ke lahan-lahan off season atau lahan kering,” tutur Soleh.
Pertengahan april ini saja, sambung Soleh, petani di Kabupaten Kendal melakukan panen raya bawang merah seluas 350 hektar secara berjenjang. Dengan demikian, jika ada pedagang yang menahan stok atau coba-coba melakukan spekulasi, nantinya dijamin rugi sendiri.
“Kami petani juga tidak nyaman dengan harga tinggi, karena mengganggu dapur kami juga,” ujar Soleh.