Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi IGD. (IDN Times/Besse Fadhilah)
Ilustrasi IGD. (IDN Times/Besse Fadhilah)

Bekasi, IDN Times - Rumah Sakit (RS) Kartika Husada Jatiasih buka suara soal anak berusia tujuh tahun di Kota Bekasi bernama Alvaro meninggal dunia, pasca-menjalani operasi amandel dan sempat didiagnosis mati batang otak. 

Komisaris RS Kartika Husada, Nidya Kartika, mengatakan pihaknya sudah melakukan yang terbaik untuk kesembuhan Alvaro sejak awal ditangani RS Kartika Husada. 

"Insyaallah, sejak awal tindakan perawatan maupun pengobatan untuk adik BA (Benekdiktus Alvaro) dari hari dan menit pertama tim medis berupaya memberikan yang terbaik," katanya kepada jurnalis, Selasa (3/10/2023). 

1. Tidak ada niat merugikan pasien

ilustrasi rumah sakit (freepik.com)

Dia pun menegaskan, pihaknya tidak ada niat apapun untuk merugikan atau menelantarkan pasien. "Tidak mungkin ada niat apapun dari tim medis juga pihak rumah sakit yang merugikan atau menelantarkan pasien anak BA," jelasnya. 

Dia juga menyebut, sempat terjadi kesalahpahaman komunikasi antara RS dengan keluara pasien soal permintaan resume medismedis agar dapat bersama-sama mencari rumah sakit yang lebih lengkap. 

"Hal ini baru saya ketahui hari Jumat kemarin tanggal 29 September 2023, setelah saya menemui keluarga adik BA, kami berkomunikasi dengan baik, dua arah setelah itu baru kamu mengerti apa yang diinginkan keluarga," jelas Nidya. 

2. Perlu kendaraan khusus untuk memindahkan

Ilustrasi Ambulance. IDN Times/Lia Hutasoit

Nidya mengatakan, pihaknya sudah melakukan koordinasi internal untuk penanganan Alvaro. Pasien itu juga masuk kategori pasien yang perlu kendaraan khusus untuk memindahkan ke rumah sakit lainnya. 

Satu hari sebelum Alvaro meninggal, lanjut Nidya, piahaknya sudah menyiapkan kendaraan untuk merujuk dan menjadwalkan konsultasi medis pasien anak itu. 

"Akomodasi sudah stand by, konsultasi dengan konsultan medis sudah terjadwal, tapi kondisi adik BA semakin menurun dan semakin jauh dari harapan, pada hari Senin kemarin adik BA tidak bisa bertahan," ungkap Nidya. 

Nidya juga telah menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga pasien atas apa yang telah terjadi. "Dari hati yang paling dalam, kami mohon dimaafkan segala kekurangan yang menimbulkan kekecewaan selama dilakukan pengobatan dan perawatan," katanya. 

3. Meninggal usai operasi dan didiagnosis mati batang otak

Jenazah Alvaro disemayamkan di rumah duka di Bekasi (dok.Istimewa)

Sbelumnya, Alvaro didiagnosis mati batang otak setelah menjalani operasi amandel di RS Kartika Husada pada Selasa (19/9/2023). Bahkan, Alvaro sempat koma selama kurang lebih 10 hari sebelum mengembuskan napas terakhirnya. 

"Betul, anak saya sudah meninggal dunia. Anak kami berpulang jam 18.45 WIB (Senin, 2 Oktober 2023)," kata ayah Alvaro bernama Albert Francis, Rabu (3/10/2023). 

Albert menceritakan, Alvaro dan kakaknya yang berusia 9 tahun dirujuk ke RS Kartika Husada oleh Puskesmas, setelah menderita sakit tenggorokan dan telinga. Kedua anak Albert harus menjalani operasi pengangkatan amandel. 

Alvaro dan kakaknya menjalani operasi pengangkatan amandel di hari yang sama, yakni Selasa (19/9/2023). Kakak Alvaro saat ini sudah pulih dari operasi amandel. 

"Waktu operasi yang mendampingi itu istri saya, dia disodorkan form yang harus ditandatangani, entah persetujuan atau apa, karena pada saat itu kalut, jadi langsung ditandatangani," ujar Albert.

Setelah operasi, Albert mendapatkan kabar dari dokter bahwa operasi pengangkatan amandel Alvaro berjalan lancar. Namun, setelah beberapa saat kemudian, Alvaro mengeluh sesak napas.

Editorial Team