Jakarta, IDN Times - Peneliti dari Northwestern University, Muhammad Fajar, menyoroti fenomena penyempitan ruang sipil dan kebebasan berekspresi bagi anak muda. Ia menilai hambatan terbesar bagi anak muda bukan hanya terbatasnya ruang, tetapi juga risiko hukum, keamanan digital, dan lemahnya lembaga pelindung sipil.
"Faktor sosial-ekonomi dan pendidikan sangat memengaruhi tingkat keberanian. Kelompok menengah atas cenderung lebih kritis, sementara kelompok bawah lebih berhati-hati,” kata Fajar dalam acara diskusi bertajuk Spill The Research yang digelar Yayasan Partisipasi Muda (YPM) dan FISIP UI di Universitas Indonesia (UI), Jawa Barat, dikutip Rabu (22/10/2025).
Kasus penyempitan ruang berekspresi bagi anak muda ini bisa menimbulkan fenomena democratic burnout atau kelelahan kolektif akibat represi dan ketimpangan.
"Banyak anak muda merasa perjuangannya tak membawa perubahan nyata,” ucap Fajar.