Jakarta, IDN Times - Anggota komisi III dari fraksi Partai Demokrat, Benny Kabur Harman mengaku aneh dengan sikap pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo yang baru meributkan buronan Djoko Tjandra di saat ia tak lagi ada di Indonesia. Sementara, ketika pemilik Mulia Group itu berada di Tanah Air pada awal Juni lalu, justru tidak langsung ditangkap oleh otoritas berwenang. Djoko justru bisa memperoleh KTP Elektronik baru dan memperpanjang dokumen paspor.
"Sekarang, setelah orangnya pergi, baru lah kau ribut. Kan untuk apa? Kau yang mendatangkan dia, kau yang membuka pintu masuk ke dalam rumahmu, kau kasih dia makan, kau belikan dia baju, kasih sabun untuk mandi, parfum. Setelah itu selesai, kau suruh dia keluar dan baru kau teriak ada maling masuk," ungkap Benny ketika dihubungi oleh IDN Times melalui telepon pada Selasa malam (14/7/2020).
Ia pun menuding masuknya Djoko Tjandra ke Indonesia tanpa bisa dideteksi oleh sistem imigrasi lantaran turut didukung oleh para pejabat yang berkuasa di rezim saat ini. Bila tidak, maka tak mungkin Djoko bisa melenggang keluar-masuk begitu saja.
Sementara, bagi pemerintah sesungguhnya untuk menangkap Djoko tidak lah sulit. Sebab, berdasarkan keterangan kuasa hukumnya, Anita Kolopaking, Djoko saat ini berada di Malaysia. Dalam wawancara khusus dengan Majalah Tempo pada pekan ini, Anita mengatakan sudah jadi rahasia umum mengenai aktivitas kliennya tersebut di Negeri Jiran.
"Bohong, kalau disebut orang Indonesia tidak mengetahui aktivitas Bapak di Kuala Lumpur," ungkap Anita.
Lalu, apa tanggapan Benny soal tim pemburu koruptor yang dibentuk oleh Kemenkopolhukam dan salah satunya untuk menangkap Djoko Tjandra?