Ridwan Kamil, Menangis saat Desain Museum Tsunami dan Dapat Rp100 Juta

Kini jadi juri sayembara desain ibu kota negara baru

Pemenang sayembara gagasan desain kawasan Ibu Kota Negara telah diumumkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Jakarta, Senin (23/12).

Konsep desain bertajuk Nagara Rimba Nusantara yang didesain Urban+ menjadi pemenang utama dan berhak atas hadiah Rp2 miliar.

Pengumuman pemenang ini disaksikan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Ada lima desain yang telah dipilih oleh tim Dewan Juri yang terdiri dari 13 orang. Satu di antaranya adalah Gubenur Jabar, Ridwan Kamil.

Namun banyak yang belum tahu, ternyata Ridwan Kamil pernah memenangkan sayembara seperti ini juga 12 tahun silam dan meraih hadiah Rp100 juta. Yuk simak fakta menariknya.

1. Dulu Ridwan Kamil hanyalah seorang arsitektur

Ridwan Kamil, Menangis saat Desain Museum Tsunami dan Dapat Rp100 JutaMuseum Tsunami Aceh (Dok. Sengpaku.co.id)

Jauh hari sebelum menjadi Wali Kota Bandung dan Gubenur Jawa Barat, Ridwan Kamil hanyalah seorang arsitektur dan pengusaha biasa.

Pada tahun 2007, BRR Aceh-Nias, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Pemerintah Provinsi Aceh, dan Pemerintah Kota Banda Aceh menggelar sayembara desain Museum Tsunami Aceh.

Tujuannya untuk mengenang tragedi tsunami dahsyat yang menerjang Banda Aceh dan sekitarnya pada 26 Desember 2004. Ratusan ribu orang tewas dalam bencana ini.

Ridwan Kamil pun mengikuti sayembara ini.

Baca Juga: 15 Tahun Tsunami Sudah Berlalu, Aceh Masih Butuh Alat Pendeteksi Gempa

2. Desain bertajuk “Rumoh Aceh as Escape Hill” karya Kang Emil jadi pemenang dan meraih hadiah Rp100 juta

Ridwan Kamil, Menangis saat Desain Museum Tsunami dan Dapat Rp100 JutaMuseum Tsunami Aceh (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Dalam sayembara ini pria yang akrab disapa Kang Emil ini membuat desain bertajuk “Rumoh Aceh as Escape Hill”.

Dari ratusan karya yang masuk, konsep yang ditawarkan Kang Emil dipilih penyelenggara sebagai pemenang. Atas karyanya, Kang Emil berhak memperoleh hadiah senilai Rp100 juta.

Kini, Museum Tsunami di Banda Aceh hasil desain Kang Emil menjadi salah satu destinasi wisata paling ramai dikunjungi.

Pembangunan museum ini menelan biaya sebesar Rp67,8 miliar dan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Februari 2009

3. Saat proses desain, Ridwan Kamil mengaku kerap meneteskan air mata

Ridwan Kamil, Menangis saat Desain Museum Tsunami dan Dapat Rp100 JutaMuseum Tsunami Aceh (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Pada peringatan 11 tahun tsunami tahun 2015, Ridwan Kamil diundang kembali ke Banda Aceh sebagai pembicara pada Seminar Pembangunan Berkejalanjutan Pasca Tsunami.

Dalam seminar ini Kang Emil mengaku tidak mudah dalam mendesain Museum Tsunami. Saat proses desain itu, pria ini acap meneteskan air mata. Ia teringat bencana dahsyat yang baru saja menggulung Aceh dan masyarakatnya.

“Ini proyek paling sulit,” ujar Kang Emil kala itu seperti dilansir Antara Aceh.

Saat mendesain Museum Tsunami, Ridwan Kamil ingin gedung ini menjadi tempat bagi pengunjung untuk mengingat tsunami, mempelajari tsunami, dan mitigasinya. Ia juga ingin bangunan ini menjadi tempat penyelamatan kala bencana.

“Saya banyak menumpahkan air mata saat mendesainnya,” lanjutnya.

4. Museum Tsunami kini menjadi landmark baru Banda Aceh setelah Masjid Raya Baiturrahman

Ridwan Kamil, Menangis saat Desain Museum Tsunami dan Dapat Rp100 JutaMuseum Tsunami Aceh (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Mendesain Museum Tsunami Ridwan Kamil mengaku butuh banyak waktu, lebih lama dibanding mendesain gedung atau bangunan lain.

Hingga akhirnya Ridwan Kamil memilih konsep agar Museum Tsunami ini sebagai pengingat dan mendidik. Untuk mengingat (remembering), di bagian bawah ia mendesain gedung dilengkapi dengan lorong yang mengalir percikan air di kiri-kanannya. Sedangkan untuk mendidik, ada panel video yang menampilkan ilustrasi tsunami, lalu ruang pamer miniatur dan benda bekas tsunami.

“Lalu di bagian atap saya buat agar bisa dijadikan tempat evakuasi tsunami,” kata dia.

Kini, Museum Tsunami Aceh berdiri megah di dekat Lapangan Blang Padang dan kuburan massal serdadu Belanda. Ia menjadi landmark baru Banda Aceh, setelah Masjid Raya Baiturrahman.

5. Cerobong The Light of God bikin pengunjung Museum Tsunami merinding

Ridwan Kamil, Menangis saat Desain Museum Tsunami dan Dapat Rp100 JutaMuseum Tsunami Aceh (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Di Museum Tsunami, Ridwan Kamil memadukan konsep rumah tradisional Aceh dengan bukit penyelamatan sehingga desain museum ia namakan dengan “Rumoh Aceh as Escape Hill”.

Desain museum sarat dengan nilai kearifan lokal. Hal itu tercermin dari desain museum yang menyerupai Rumoh Aceh (rumah tradisional berupa rumah panggung) yang berpadu dengan konsep bukit penyelamatan. Museum juga didesain menyerupai gelombang besar yang mengingatkan kita pada tsunami.

Sementara dindingnya didesain dengan motif tari Saman (tari tradisional dari Gayo Lues). Di tengah-tengah museum ada satu cerobong berbentuk silinder yang menjulang ke langit.

Melalui cerobong setinggi 33 meter ini nantinya akan memantulkan cahaya ke langit. Kamil menamakan cerobong ini dengan The Light of God, pertanda hubungan manusia dengan Tuhan. 

Saat masuk di cerobong ini akan terdengar lantunan ayat suci Alquran yang membuat pengunjung merinding. Terlebih di seluruh dinding cerobong ada nama-nama para korban. Pengunjung seakan bisa merasakan saat berada di tengah bencana tsunami dan hanya bisa berserah pada Tuhan. 

Di museum juga ada terowongan yang menggambarkan suasana dukacita yang dinamakan dengan tunnel of sorrow, memorial hall, amphitheatre. Di ruang paling atas (atap) didesain berbentuk elips yang akan ditanami rumput dan berfungsi sebagai escape hill. Dari atap ini, dapat melihat Kota Banda Aceh.

Baca Juga: Tsunami Aceh, Bencana 15 Tahun Silam yang Mengubah Indonesia dan Dunia

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya