Jakarta, IDN Times - Delegasi Indonesia pada KTT Perubahan Iklim (COP29) 2024 yang dinilai justru membawa agenda yang semakin menjauhkan fokus COP29 dari keadilan iklim. Aliansi Rakyat untuk Keadilan Iklim (ARUKI) menegaskan keadilan iklim seharusnya menjadi agenda prioritas. Delegasi Indonesia diharapkan bisa mendorong keadilan iklim dan target penurunan emisi gas rumah kaca lebih ambisius. ARUKI yang terdiri dari aliansi 30 organisasi masyarakat sipil mendorong pemerintah Indonesia untuk berkomitmen dan memimpin agenda pembangunan ekonomi sejalan dengan target menahan kenaikan suhu global di angka 1,5 derajat celcius.
Plt. Kepala Divisi Tata Kelola Lingkungan dan Keadilan Iklim Indonesian Center for Environmental Law (ICEL) Syaharani menjelaskan pada COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab, pada 2023 telah menggarisbawahi komitmen iklim negara-negara global saat ini mengarahkan kenaikan suhu hingga mendekati tiga derajat celcius.
“Karena itu, pemerintah Indonesia dalam negosiasi seperti pada negosiasi program kerja mitigasi dan transisi berkeadilan harus mendorong komitmen bersama untuk melakukan phase out energi fosil, melakukan perlindungan ekosistem, dan mempercepat pengembangan energi terbarukan. Ini termasuk dengan tidak menggunakan sumber energi dan teknologi yang memperpanjang energi fosil seperti co-firing PLTU, produksi bioenergi skala besar, dan CCS,” kata dia dikutip, Selasa (12/11/2024).