Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi Nabi Muhammad SAW (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Ibadah puasa pertama kali disyariatkan setelah peristiwa hijrah. Dikutip dari nu.or.id, Kamis (23/3/2023), Syekh Manna’ Al-Qaththan menceritakan, sebelum puasa Ramadan diwajibkan, Rasulullah SAW aktif menjalankan puasa Asyura (10 Muharram) setelah tiba di Madinah.

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari sahabat Ibnu Abbas RA, "Ketika tiba di Madinah, Rasulullah SAW menyaksikan umat Yahudi Madinah berpuasa Asyura.

"Puasa apa?" tanya Rasulullah SAW.
"Ini (Asyura) hari baik. Allah menyelamatkan Musa dan Bani Israil dari musuh mereka pada hari ini," jawab Yahudi Madinah.

Rasulullah SAW kemudian juga ikut berpuasa Asyura dan memerintahkan sahabatnya untuk berpuasa Asyura.

"Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian," kata Rasulullah SAW. (Manna’ Al-Qaththan, Tarikhut Tasyri Al-Islami At-Tasyri wal Fiqh, [Riyadh, Maktabah Al-Ma’arif: 2012 M/1433 H], halaman 145).

1. Puasa Ramadan dimulai pada tahun kedua Hijriah

Ilustrasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Adapun puasa Ramadan dimulai pada tahun kedua Hijriah. Wajib puasa di bulan Ramadan ini diperintahkan Allah SWT melalui Surat Al-Baqarah ayat 183-185, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad.

Setelah puasa Ramadan diwajibkan, Nabi Muhammad memberikan pilihan kepada sahabatnya untuk mengamalkan atau tidak mengamalkan puasa Asyura.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari sahabat Ibnu Umar (Al-Qaththan, 2012 M: 146), Rasulullah berkata, "Sungguh, Asyura adalah salah satu hari (milik) Allah. Siapa saja yang ingin berpuasa di dalamnya, silakan berpuasa."

2. Puasa tetap lebih baik daripada membayar fidiah atau denda

Editorial Team

EditorSunariyah

Tonton lebih seru di