Timika, IDN Times - Di tengah perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang kian pesat, sejumlah bahasa daerah yang menjadi ikon dari identitas suatu daerah perlahan merosot, bahkan terancam punah.
Seperti halnya yang terjadi di Papua, di mana dari 428 bahasa daerah yang tercatat Balai Bahasa Provinsi Papua, sebanyak 11 di antaranya terancam punah.
Dilansir dari Seputarpapua.com, Pengkaji Bahasa dan Sastra Balai Bahasa Provinsi Papua, Anton Maturbongs, menyebutkan 11 bahasa daerah tersebut adalah bahasa Tobati, Kayo Pulau, Moi, Kuri/Nabi, Ormu, Somu, Saponi, Skouw, Bku, Mansim Borai, dan Tandia.
Menurut Anton, penyebabnya adalah kurangnya kesadaran penutur untuk melestarikan bahasa daerahnya. Dalam artian, para penutur tidak mengajarkan bahasa daerahnya kepada generasi penerus.
Selain itu, arus mobilisasi penduduk yang tidak terbendung mengakibatkan perkawinan antar-etnis, sehingga terjadi perubahan pada komposisi penduduk yang kemudian berujung pada transformasi budaya.
“Tantangan kita itu migrasi dan mobilitas tinggi penutur, kawin silang atau campuran antar etnis, dan globalisasi yang mengarah kepada monolingualisme,” jelas Anton, Rabu (10/5/2023).