ilustrasi kekerasan (IDN Times/Nathan Manaloe)
Sebagaimana diketahui, sebuah video beredar yang menampilkan, narator bernama Alifurrahman Asyari mengklaim ia mendengar seorang menteri aktif yang juga kembali maju menjadi capres telah mencekik dan menampar wakil menteri jelang rapat kabinet di Istana. Kabar itu juga dishare oleh akun media sosial Twitter @Seaword.
Alifurrahman menyebut, dirinya tidak menyebar kebohongan. Sebab, orang yang menyaksikan langsung peristiwa tersebut menceritakan ulang kepadanya.
"Jadi, di rapat kabinet, ada capres yang masih aktif jadi menteri mencekik wakil menteri. Itu rapatnya belum mulai. Sebelumnya, katanya ditampar," ujar Alifurrahman seperti dikutip dari YouTube.
Ia menyebut dalam situasi tersebut beberapa menteri lain dan staf ikut melerai pertengkaran itu. Meskipun, kata dia, Wamen yang bersangkutan hingga saat ini tidak terima dengan perlakuan tersebut.
"Cerita ini saya dengar 10 hari lalu dan saya dapat ceritanya dari informan yang ikut hadir di rapat itu. Dia salah satu staf yang ikut hadir," tutur dia lagi.
Meski begitu, katanya, staf tersebut melarangnya untuk mengisahkan ulang kejadian tersebut. Namun, cerita itu malah akhirnya viral di aplikasi WhatsApp.
Lebih lanjut, di dalam videonya, Alifurrahman mengatakan capres yang juga masih menjabat menteri itu melakukan tindak kekerasan kepada wamen karena merasa pekerjaannya tidak dibantu. Padahal, ada tugas dari presiden yang mengharuskan capres tersebut untuk bekerja dengan lintas kementerian.
"Menurut kacamata dia, ada satu pekerjaan yang tidak dibantu oleh kementerian terkait. Jadi, ada satu amanah dari presiden untuk si capres, lalu kemudian itu menjadi pekerjaan lintas kementerian, tapi kementerian terkait tidak ikut membantu. Sehingga, program atau amanah dari presiden ke si capres akhirnya gagal," kata dia.
Ujungnya presiden mempertanyakan mengapa program tersebut bisa gagal. Semula, capres tersebut merasa tersinggung dengan menteri yang enggan membantunya itu.
"Akhirnya dia menunggu-nunggu momen untuk bisa bertemu menteri itu. Tetapi, saat rapat menteri terkait gak hadir. Yang hadir hanya wakil menterinya. Jadi, dia merasa emosi. Sehingga, emosi dan kemarahannya dilampiaskan ke wamennya," tutur dia.
Alhasil, kata Alifurrahman, terjadilah peristiwa penamparan dan pencekikan di ruang rapat kabinet. Wamen yang bersangkutan ujarnya tidak pernah menceritakan peristiwa itu kepada siapapun.
Di video itu, Aliffurrahman memang tidak menyebut identitas capres yang bersangkutan. Namun, dengan menyebut capres yang kini masih menjabat sebagai menteri aktif, maka itu merujuk kepada Prabowo. Apalagi di video itu, Aliffurahman juga menyebut capres tersebut juga memiliki rekam jejak di masa lalu pernah melakukan penculikan.