Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad. (dok. DPR RI)
Dasco lantas menilai, meski kritikan mengenai food estate tidak secara terang-terangan ditujukan kepada Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, namun dia meyakini kritikan itu punya maksud tertentu.
"Saya memberikan penjelasan karena saya memahami bahwa isi kritik terkait program food estate ini dialamatkan kepada Pak Prabowo dan Partai Gerindra," jelas dia.
Dasco menuturkan, terkait Kementerian Pertahanan yang ditunjuk Jokowi untuk melakukan program food estate, bertujuan memenuhi cadangan strategis pangan serta sudah mendapatkan izin melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk Kawasan Hutan Ketahanan Pangan seluas kurang lebih 6.600 hektare.
Luas lahan ini berasal dari hutan produksi yang sudah lama terbengkalai di provinsi Kalimantan tengah. Dari lahan seluas itu, baru sebesar 10 persen nya atau kurang lebih sekitar 660 HA yang sudah dikerjakan. Saat ini baru tahap pembersihan lahan dan dalam proses pematangan lahan. Proses ini memakan waktu kurang lebih satu tahun.
"Proses ini agak lama karena tekstur tanah lahan yang ada harus dilakukan treatment khusus. Lahan di wilayah ini merupakan tanah berpasir yang memang tingkat kesulitannya tinggi untuk ditanami. Justru di sinilah tantangannya," tutur dia.
Oleh sebabnya, Dasco memaparkan, Prabowo melibatkan akademisi, anak-anak muda, maupun pihak swasta untuk melakukan riset bagaimana tanah berpasir tersebut bisa produktif. Saat ini, sudah ditemukan formula yang diperoleh dari hasil riset yang akan diimplementasikan menjadi prototipe food estate tanaman singkong. Semua proses ini dilakukan dengan tanpa memakai uang negara.
"Dari implementasi hasil riset inilah kita harapkan, program food estate dapat berhasil sukses, di mana tanah yang sulit ditanami dapat menjadi lahan produktif dan sebentar lagi kita bisa melihat hasilnya," ujar dia.