Jakarta, IDN Times - Badan SAR Nasional (Basarnas) mencatat, korban meninggal dunia dalam peristiwa banjir Sumatra mencapai 583 jiwa, sedangkan yang hilang 553 jiwa. Data ini cenderung berbeda dengan data BNPB yang mencapai 604 jiwa.
Hal ini disampaikan Kepala Basarnas Mohammad Syafii di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (2/12/2025).
"Update data memang terakhir tadi jam 10.00 WIB bahwa total jumlah korban yang telah terevakuasi meninggal dunia ada 583 orang, dan yang dilaporkan masih dalam pencarian ada 553 orang," Mohammad Syafii.
Basarnas beserta seluruh Tim SAR gabungan dan TNI-Polri mengerahkan seluruh kekuatan unsur darat. Selain itu, Basarnas juga mengerahkan kekuatan darat, udara dan laut untuk mendistribusikan logistik ke lokasi banjir.
Syafii menambahkan, Basarnas juga menggunakan K9 dalam pencarian korban banjir yang tertimbun lumpur dan kayu gelondongan yang terbawa arus.
"Karena memang sudah mulai terbuka, kita sudah menggunakan K9 untuk membantu. Karena kondisi korban, khususnya yang akibat bencana banjir lumpur, tentunya ini mengalami kesulitan tersendiri pada saat lumpur itu ketebalannya tersendiri," kata dia.
Diketahui, bencana banjir dan longsor di Sumatra mulai terjadi pada 25 November 2025 setelah hujan deras turun tanpa henti. Gubernur Sumatra Utara Bobby Nasution kemudian menetapkan status darurat pada 27 November 2025.
