Pengarah SDM Perbadanan Putrajaya Shamsul Joehari bin Zainal Mokhtar di Malaysia. (IDN Times/Umi Kalsum)
Pertumbuhan penduduk di wilayah Putrajaya termasuk lambat. Sejak mulai beroperasi hingga saat ini, jumlah penduduknya masih sekitar 120 ribu orang atau 34,3 persen dari target 350 ribu di tahun 2025. Sementara jumlah penduduk yang melaju setiap harinya saat ini tercatat 170.000 orang dari target 500 ribu orang.
Shamsul Joehari mengakui tidak mudah membuat orang dengan senang hati pindah ke Putrajaya, terutama di awal operasional wilayah ini. Karena itu perumahan dinas bagi karyawan pemerintah menjadi target pertama yang dibangun di wilayah ini, dilanjutkan fasilitas lain seperti sekolah, rumah sakit, masjid, dan pusat belanja.
"Sebab yang pertama kali ditanya oleh mereka fasilitas ini, bagaimana sekolah anak mereka nantinya. Maka itu, inilah yang pertama kami bangun," katanya.
Selain fasilitas, ketika melakukan pemindahan karyawan pemerintahan, Perbadanan Putrajaya juga memberikan insentif untuk meyakinkan karyawan mau pindah ke Putrajaya. Perbadanan Putrajaya kemudian mengatur area tempat tinggal di beberapa presint, di mana setiap presint memiliki sekolah, rumah sakit, dan masjid, yang bisa dijangkau dengan berjalan kaki.
Shamsul memastikan, seluruh wilayah Putrajaya aman, karena hampir seluruh area diawasi oleh kamera pengawas, sehingga warga aman melakukan aktivitas hingga malam hari.
Saat ini baru 75 persen wilayah yang dibangun, masih ada sisa 25 persen yang diperuntukkan bagi sektor komersial. "Untuk pemerintahan sudah cukup, tidak ada yang dibangun lagi, tinggal komersial," katanya.
Sementara untuk kedutaan besar negara sahabat, menurutnya, sebagian besar masih berlokasi di Kuala Lumpur. Baru Brunei Darussalam saja yang kini menghuni salah satu area di Putrajaya. "Dari 65 area untuk kedutaan, masih ada 5 negara yang belum membeli. Sisanya sudah terjual, termasuk untuk KBRI. Tapi yang pindah ke sini baru Brunei saja," kata Shamsul.
Jembatan di Putrajaya, Malaysia. (IDN Times/Umi Kalsum)