Jakarta, IDN Times - Peristiwa bencana banjir dan longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terjadi pada Minggu 4 April 2021 lalu, karena badai siklon tropis Seroja mengakibatkan kerugian material dan non-material bagi masyarakat lokal.
Dari bencana ini, timbul urgensi untuk melakukan mitigasi jangka panjang dalam menghadapi perubahan iklim di Indonesia. Prof Edvin Aldrian dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknoologi (BPPT) menyuarakan bahwa siklon tropis Seroja ini adalah bukti dari dampak perubahan iklim.
"Siklon tropis Seroja di NTT adalah bukti dampak perubahan iklim karena terjadi di area yang tidak semestinya. Siklon tropis seharusnya terjadi pada daerah di atas 10 derajat lintang utara dan 10 derajat lintang selatan. Sementara, NTT terletak di garis 8 derajat lintang selatan," ujar Edvin, dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Kamis (8/4/2021).