Jakarta, IDN Times - Wali Kota Bogor Bima Arya menyatakan Partai Amanat Nasional (PAN) kemungkinan bakal berpaling dari sosok Menteri BUMN, Erick Thohir ke Gibran Rakabuming Raka terkait sosok pendamping Prabowo Subianto. Kalimat Bima itu pun terbukti ketika Prabowo mengumumkan sosok Wali Kota Solo tersebut yang dipilih secara aklamasi oleh parpol di bawah naungan Koalisi Indonesia Maju (KIM). Menurutnya, tak semua parpol di dalam KIM sepakat untuk mengusung Erick.
"Di dalam partai selain ada elektabilitas, ada pula akseptabilitas. Walaupun elektabilitasnya tinggi tetapi kalau tidak diterima secara konsensus oleh pimpinan partai ya percuma juga. Itu realitasnya seperti itu," ungkap Bima pada Minggu (22/10/2023), dikutip dari kantor berita ANTARA.
"Jadi, tidak semua pimpinan partai menyukai Pak ET (Erick Thohir). Realitasnya seperti itu," tutur dia lagi.
Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia (IPI), Burhanuddin Muhtadi, salah satu parpol yang diduga tidak setuju pendamping Prabowo adalah Erick yakni Golkar. Di sisi lain, ia menyebut daya tawar PAN terkait dengan jumlah kursi di parlemen hanya 44 kursi. Sementara, Golkar mempunyai 85 kursi.
Di sisi lain, Bima pun berharap akan ada rapat internal di PAN untuk memberikan penjelasan kepada para kader mengapa nama bakal cawapres yang diusung berubah dari Erick ke Gibran. Tujuannya, kata Bima, agar para kader mengetahui alasan di balik perubahan keputusan tersebut.
"Kalaupun ada perubahan nama cawapres ya kami berharap agar perubahan itu disampaikan juga kepada kader-kader di internal. Supaya para kader bisa memahami juga," katanya.