Jakob Oetama berfoto bersama sejumlah anggota Staf Redaksi Kompas, semasa masih di Pintu Besar Selatan, Jakarta Kota. Tidak ada catatan kapan foto ini dibuat. vik.kompas.com
Perjalanan Kompas bukan perjalanan mudah dan ringan. Koran ini sempat mengalami pembredelan. Namun ternyata bukan itu yang menjadi titik terberat bagi Jakob untuk memimpin Kompas dan Intisari.
Sekitar 15 tahun bekerja bersama, Jakob terbiasa mengurusi redaksi Intisari dan Kompas, sedang PK Ojong mengurusi bagian bisnisnya.
Pada 1980, Ojong meninggal dunia mendadak dalam tidurnya. Ini titik terberat menurut Jakob dalam perjalanannya.
"Saya tahu apa tentang bisnis? Tetapi tentang redaksi oke," kata Jakob. Keadaan mendesaknya untuk juga belajar jadi pengusaha. Media yang didirikannya bersama PK Ojong lantas terus dipelihara Jakob dengan semangat ngemong yang menurut dia menjadi salah satu talentanya.
"Artinya biarlah karyawan masyarakat yang menilai, tapi kami Pimpinan dan lembaga ini, berusaha memang memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok dan berbuat yang masuk akal, yang adil, memperhatikan kepentingan dan kesejahteraan para karyawan," kata Jakob.