(Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati) IDN Times/Margith Juita Damanik
Dwikorita kemudian menjelaskan, penjelasan maksimum magnitudo tersebut bukan untuk membuat warga panik. Dia juga meminta kepada warga untuk tidak mudah termakan informasi hoaks.
"Makanya di sini adalah untuk mitigasi, karena kita tidak bisa mengatakan kepastian, ya akan terjadi gempa M 7,5, itu tidak bisa, mungkin tidak pernah terjadi, tapi mungkin ya terjadi," ucap Dwikorita.
Dwikorita menerangkan, tujuan penyampaian prediksi maksimum kekuatan gempa itu agar pemerintah daerah dan masyarakat mampu melakukan mitigasi. Misalnya, membuat bangunan tahan gempa dengan kekuatan maksimum yang ada di daearhnya.
"Seandainya terjadi apa yang harus disiapkan? Menyiapkan tata ruang atau standar bagnunan tahan gempa, seberapa kuat yang harus dibangun, diasumsikan harus siap gempa terkuat yang terjadi M 7,5, bukan M 9, bukan M 8 bukan M 5. Jadi biar terukur, jadi tidak nyiapkan kekautan yang lain, fokus di M 7,5 itu yang maksimum, jadi dimaksudkan untuk menyiapkan membangun kota, menyiapkan kekautan sebesar itu, tidak lebih tidak kurang," katanya.
Apabila kekuatan bangunan sudah sesuai, bisa mencegah terjadinya banyak korban ketika gempa terjadi.
"Senadainya runtuh, itu pun tidak akan seketika runtuhnya, jadi standar bangunan tahan gempa itu dibangun agar kokoh atau kalau terpaksa runtuh, itu tidak seketika, jadi itu poin yang disampaikan Pak Rahmat," ucapnya.