(Ilustrasi korban gempa bumi di NTB) ANTARA FOTO/Zakir
Gempa yang menggoyang Lombok terjadi ketika masyarakat di sana tengah melakukan pemulihan dari gempa sebelumnya yang berkekuatan 6,4 SR. Bahkan, gempa yang terjadi pada Minggu malam (5/8) jauh lebih dahsyat yakni mencapai 7,0 SR dan berpusat di kedalaman kurang dari 20 kilometer, di area darat pula.
"Gempa bumi ini bersifat destruktif atau menghancurkan," ujar Sutopo ketika berbicara di Metro TV pada Minggu malam kemarin.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sempat mengaktifkan peringatan akan terjadinya gelombang tsunami. Namun, dalam kurun waktu satu jam peringatan itu dicabut. Walaupun menurut data dari BMKG, gelombang tsunami sudah sempat menghantam wilayah pesisir dengan ketinggian 10-13 centimeter.
Pasca terjadinya gempa besar sekitar pukul 18:46 WITA, Lombok sudah digoyang 47 kali gempa susulan dengan intensitas gempa yang lebih kecil.
"BMKG menyatakan gempa berkekuatan 7,0 SR adalah gempa utama (main shock) dari rangkaian gempa sebelumnya, artinya kecil kemungkinan terjadi gempa susulan dengan kekuatan yang lebih besar," kata Sutopo.