Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-11-07 at 15.35.47 (4).jpeg
Suasana SMAN 72 usai terjadi ledakan pada Jumat (7/11/25). (IDN Times/Santi Dewi)

Intinya sih...

  • Pelaku SMAN 72 teridentifikasi mengakses grup True Crime Community (TCC), sebuah forum yang memuat konten kriminalitas dan kekerasan. Dari sanalah ia diduga mengalami proses memetic radicalization, yaitu kecenderungan meniru aksi-aksi ekstrem yang dilihat secara daring.

  • Remaja sangat rentan terhadap paparan konten berbahaya, terutama ketika mereka mencari jati diri dan ingin mendapat pengakuan dari lingkungan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Eddy Hartono menyoroti kasus pelaku peledakan di SMAN 72 Jakarta Utara yang diduga terpapar konten ekstrem melalui internet.

Ia menegaskan bahwa pola rekrutmen dan peniruan perilaku kekerasan kini menjadi tren baru di kalangan remaja.

"Bahwa rekrutmen secara online ini memang sedang tren ya. Bahwa di dalam kajian psikologis ya, itu ada istilahnya namanya memetic radicalization atau memetic violence ya," ujar Eddy dalam konpers pada Selasa (18/11/2025).

1. Pelaku mengakses grup True Crime Community (TCC)

Suasana SMAN 72 usai terjadi ledakan pada Jumat (7/11/25). (IDN Times/Santi Dewi)

Eddy menjelaskan bahwa pelaku SMAN 72 teridentifikasi mengakses grup True Crime Community (TCC), sebuah forum yang memuat konten kriminalitas dan kekerasan. Dari sanalah ia diduga mengalami proses memetic radicalization, yaitu kecenderungan meniru aksi-aksi ekstrem yang dilihat secara daring.

“Dalam kajian psikologis, ada istilah memetic radicalization atau memetic violence. Dia meniru ide atau perilaku yang dilihatnya. Contohnya, di kasus SMAN 72 (SMAN 72 Jakarta) itu, Densus mengetahui bahwa pelaku mengakses grup TCC. Dia meniru supaya bisa dibilang hebat, supaya ada kebanggaan,” ujar Eddy.

2. BNPT lakukan pemetaan psikologis

Ledakan di SMA 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (7/11/2025) Siang. (Dok Istimewa)

Atas temuan tersebut, BNPT kini menggandeng Kementerian PPA, KPAI, dan Kemensos untuk melakukan pemetaan psikologis terhadap pelaku-pelaku muda sebelum proses rehabilitasi dilakukan.

“Kita juga libatkan ahli-ahli psikologis untuk memetakan. Sehingga ketika diketahui secara psikologis apa yang terjadi, baru kita melakukan rehabilitasi,” kata Eddy.

3. BNPT bentuk Satgas Kontra Radikalisasi

Suasana SMAN 72 usai terjadi ledakan pada Jumat (7/11/25). (IDN Times/Santi Dewi)

Eddy mengatakan dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini memang media atau ruang digital, internet, ini menjadi media yang efektif untuk melakukan tiga hal yakni propaganda, rekrutmen, dan pendanaan terorisme.

"Ini yang terus kami melakukan upaya pencegahan. Oleh sebab itu kami BNPT membuat Satgas Kontra Radikalisasi yang juga timnya terpadu juga dari kementerian lembaga untuk sama-sama, termasuk Komdigi," katanya.

Editorial Team