Pemimpin Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang saat wawancara khusus dengan IDN Times pada Senin (10/7/2023). (IDN Times/Fauzan)
Panji Gumilang mengaku tim Gubernur Jawa Barat tidak pernah datang ke Ponpes Al Zaytun. Mereka hanya menyodorkan pertanyaan yang dijawab secara tertulis.
"Ngundang saja, datang disepakati kita tabayyun itu di kampus, mereka tidak datang dan ketika itu dalam musyawarah saya memberikan syarat, karena ini tim gubernuran saya tidak mau ketemu dengan Majelis Ulama, apakah di sini ada Majelis Ulama? 'Tidak ada', oh ok saya mau," kata dia.
Panji merasa heran karena belum didatangi secara langsung, tiba-tiba ada pernyataan dari Ridwan Kamil yang dianggapnya tidak tepat.
"Mendapatlah kesimpulan bahwa tabayyun diadakan di Al Zaytun. Saya tunggu, tidak ada, maka pertanyaan yang disampaikan saya tulis dikirim. Karena minta ditulis, namun sebelum jawaban itu kami sampaikan sebaik saja pertemuan di Bandung itu katanya ada statement dari beliau yang gubernur itu. Saya tidak tahu, kesepakatan belum dilakukan statement keluar sendiri," kata dia.
Lebih lanjut, Panji mengaku tak ada pertanyaan soal apakah Al Zaytun sesat atau tidak. Selain itu, tak ada juga pertanyaan terkait dengan video viral salat laki-laki dan perempuan dalam satu saf.
"Ya, intinya terakhir, bagaimana tentang NKRI, bagaimana dengan Pancasila, bagaimana dengan Undang-Undang Dasar 1945. Nah, kalau sekadar menjawab itu kan hal yang sangat gampang," kata dia.