Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Jokowi membuka Muktamar Sufi Internasional di Pekalongan, Jawa Tengah (Youtube.com/Sekretariat Presiden)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo membuka Muktamar Sufi Internasional di Pekalongan, Jawa Tengah. Dalam pidatonya, Jokowi menyampaikan Muktamar Sufi Internasional yang digelar di Pekalongan menjadi bukti Islam Indonesia tidak lagi pinggiran.

"Pelaksanaan muktamar ini juga punya arti yang sangat penting, membuktikan bahwa Islam Indonesia tidak lagi berada di pinggiran, tetapi punya peran yang sangat strategis, berkontrbusi untuk membangun peradaban dunia yang damai dan harmonis. Muktamar ini mengejawantahkan nilai-nilai luhur tasawuf, thoriqoh, mendekatkan tasawuf dan thoriqoh kepada negara masing-masing," ujar Jokowi dalam pidatonya yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (29/8/2023).

Jokowi meyakini, nilai-nilai luhur nusantara, seperti saling menghargai, keramahan, sopan sanun, guyub, dan kearifan lokal lainnya dapat mewarnai Muktamar Sufi Internasional di Pekalongan.

"Mari, kita terus merawat kerukunan, merawat toleransi, menolak ujaran kebencian, menolak fitnah dan hoaks, terus berdzikir dan mendoakan persatuan dan keselaamatan bangsa dan negara yang kita cintai ini," ucap dia.

1. Jokowi ingatkan dunia sedang tidak baik-baik saja

Presiden Jokowi membuka Muktamar Sufi Internasional di Pekalongan, Jawa Tengah (Youtube.com/Sekretariat Presiden)

Dalam kesempatan itu, Jokowi mengingatkan dunia sedang tidak baik-baik saja. Konflik antarnegara, krisis ekonomi dan energi menjadi tantangan yang harus dihadapi.

"Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini saya mau ucapkan terima kasih pada ulama dan tokoh agama yang terus membimbing dan mendoakan keselamatan kesejahterahan dan kemajuan Indonesia," ucap dia.

2. Jokowi pesan toleransi harus terus diterapkan dalam setiap lini kehidupan

Presiden Jokowi membuka Muktamar Sufi Internasional di Pekalongan, Jawa Tengah (Youtube.com/Sekretariat Presiden)

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu berpesan, toleransi dalam perbedaan beragama harus terus diterapkan dalam setiap kehidupan. Sebab, dengan saling menghargai satu sama lain, perdamaian dan persatuan akan tercipta.

"Peserta muktamar, kita harus terus mengingatkan adanya perbedaan tentang adanya kebergaman, tapi keberagaman yang harus dilanjutkan tolerasi dalam menghadapi perbedaan yang ada, sikap moderat dan saling berinteraksi akan memungkinkan kita untuk bersatu dalam keberagaman unity in diversity," kata dia.

3. Keberagaman menjadi kekuatan Indonesia

Presiden Jokowi membuka Muktamar Sufi Internasional di Pekalongan, Jawa Tengah (Youtube.com/Sekretariat Presiden)

Lebih lanjut, Jokowi menyampaikan, keberagamaan yang ada di Indonesia menjadi kekuatan tersendiri. Menurutnya, di dalam keberagaman itu muncul toleransi untuk menghargai perbedaan.

"Sebagai negara berpenduduk majemuk, unity in diversity, itu adalah semangat bangsa Indonesia dengan 270 juta penduduk yang beragam etnis, beragam agama. Alhamdulillah kita terus kokoh bersatu," imbuhnya.

Editorial Team