Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Viral LRT mogok
Insiden LRT mogok di kawasan Bekasi, Sabtu (25/10/2025). (Tangkapan layar unggahan video akun X @matchamangoez).

Intinya sih...

  • Amidah mengalami mogok LRT sebanyak tiga kali, yang terakhir merupakan yang paling parah.

  • Anastasya Gisselle juga merasakan pengalaman serupa, harus turun dan berjalan di atas walkway.

  • Penumpang merasa tidak mendapat kompensasi yang sesuai dengan harga tiket LRT dan meminta evaluasi besar-besaran dari pihak LRT.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Gangguan operasional LRT Jabodebek jadi sorotan publik, sejak insiden ratusan penumpang diturunkan di tengah jalan pada Sabtu, 25 Oktober 2025. Meski menimbulkan kekhawatiran warganet, kejadian serupa bukan hal baru bagi sebagian penumpang LRT.

Beberapa penumpang mengaku sudah lebih dari sekali mengalami kereta berhenti mendadak di tengah rute. Salah satu penumpang LRT, pemilik akun X @matchamangoez atau Amidah Tsaliswati, 20 tahun, mengaku insiden tersebut sudah tiga kali ia alami.

Amidah berangkat pada pukul 08.30 WIB dari Stasiun LRT Jati Mulya menuju Stasiun LRT Cikoko. Dia mengaku baru tiba di Stasiun Bekasi setelah jalan kaki di jalur atas rel pada pukul 09.50 WIB.

1. Tiga kali alami LRT mogok

Insiden LRT mogok di kawasan Bekasi, Sabtu (25/10/2025). (Tangkapan layar unggahan video akun X @matchamangoez).

Amidah mengaku, insiden tersebut bukan yang pertama kali. Kondisi tersebut sudah tiga kali terjadi selama ia menjadi penumpang LRT.

"Ini tuh aku udah kejadian yang ketiga kalinya gitu ngalamin LRT ini tuh mogok. Tapi menurut aku tuh Ini yang paling parah. Yang ketiga ini," ujar dia.

Menurut dia, kejadian-kejadian sebelumnya hanya terhenti selama beberapa menit, lalu kembali jalan. Tidak seperti yang terjadi terakhir kali.

"Karena sebelumnya itu tuh ya cuman berhenti beberapa menit, habis itu ya jalan lagi gitu. Atau gak mentok-mentok waktu itu tuh kita disuruh pindah jalur. Pindah jalur, pokoknya tuh pindah kereta lah, gak yang kayak sampai disuruh keluar gitu," katanya kepada IDN Times, Minggu (26/10/2025).

2. Penumpang tidak menyangka akan disuruh jalan di jalur atas rel

Insiden LRT mogok di kawasan Bekasi, Sabtu (25/10/2025). (Tangkapan layar unggahan video akun X @matchamangoez).

Anastasya Gisselle, 32 tahun, juga merasakan pengalaman serupa. Kejadian LRT mogok bukan sekali dua kali terjadi, namun baru pertama kali dia harus turun hingga berjalan di atas walkway.

"Cuman kalau aku pribadi sih aku diem aja, karena aku pernah ada di posisi LRT-nya mandek, tapi waktu itu di dalam stasiun. Jadi udah nyampai stasiun, terus dia gak jalan karena katanya ada gangguan operasional. Jadi kita tetep disuruh nunggu di dalam kereta," ujar dia.

Anastasya menganggap insiden LRT mogok kemarin akan sama, namun ternyata dia harus turun dan berjalan di walkway.

"Itu dulu pernah kayak gitu ya aku pikir, yang sekarang juga sama, 'Oh palingan kita disuruh jalan. Oh palingan nanti kita lanjut ketika keretanya udah bener kali,'. Gak kepikiran kalau akan jalan di pinggir rel sih," ujarnya.

3. LRT harus lakukan evaluasi besar-besaran

Insiden LRT mogok di kawasan Bekasi, Sabtu (25/10/2025). (Tangkapan layar unggahan video akun X @matchamangoez).

Amidah mengatakan ia hanya mendapatkan pengembalian uang tiket sebagai kompensasi dari pihak LRT.

"Kalau kompensasi sih yang aku dapetin ya kemarin itu, karena jujur aku juga udah gak mood banget gitu udah males, aku cuman di-refund doang sih. Gak ada yang kayak dikasih apa-apa gitu, gak ada. Cuman di refund doang," kata dia.

Terlebih, beberapa penumpang merasa tidak mendapat kompensasi yang sesuai dengan harga LRT.

"Jujur menurut aku kalau buat sekelas LRT gitu yang tiketnya mahal which is sampai Rp20 ribu gitu kalau peak hour, atau ya pas jam-jam sibuk tuh menurut aku gak banget gitu. Karena jujur bahaya banget," kata Amidah.

Amidah pun meminta LRT melakukan evaluasi, karena melihat bahaya yang dialami sejumlah penumpang. Menurut dia, insiden kemarin cukup parah, karena banyak ibu-ibu yang membawa anak kecil hingga bayi.

"Kalau kejadian kemarin sampai terulang tuh, kayak aduh kacau gitulah. Bener-bener ya kita lah bener-bener harus dievaluasi abis-abisan gitu ini," tegasnya.

Editorial Team