Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bupati Batanghari Muhammad Fadhil Arief saat mendampingi Menteri Sosial Tri Rismaharini saat menyerahkan bantuan kepada warga SAD di Batanghari, Rabu (16/3/2022). (IDN Times/Lia Hutasoit)

Jambi, IDN Times - Bupati Batanghari Muhammad Fadhil Arief mengusulkan kepada Kementerian Sosial agar Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Thaha Syaifudin dijadikan permukiman bagi warga Suku Anak Dalam (SAD) atau orang rimba.

"Kabupaten Batanghari memiliki Tahura yang merupakan endemik dari Pohon Kayu Bulian yang juga merupakan permukiman dari warga SAD, dan kayu bulian yang dilindungi ini juga bisa dijaga oleh warga SAD," kata dia saat mendampingi peresmian community center bersama dengan Menteri Sosial Tri Rismaharini alias Risma di SAD Sungai Terap, Batanghari, Jambi, Rabu (16/3/2022).

Warga SAD kata dia punya adat dan kebudayaan yang perlu dijaga. Kabupaten Batanghari memiliki Tahura dengan luas 15.810 hektare, dari luas itu masih ada sekitar 6.000 hektare berupa hutan belantara, warga SAD bisa hidup berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain. Dia juga mengatakan sekitar 60 persen luas Tahura tersebut sudah di akuisisi oleh masyarakat.

"Bagaimana kita bangun kembali sehingga SAD bisa merasakan kehidupan mereka, budaya mereka dan kebiasaan mereka, tapi secara perlahan bisa kita interaksi dengan masyarakat sekitarnya," kata Fadhil Arief.

1. Tetap pertahankan budaya tapi bisa berinteraksi dengan masyarakat sekitar

Menteri Sosial Tri Rismaharini melakukan kunjungan kerja ke Jambi untuk meresmikan community center bagi warga Komunitas Adat Terpencil (KAT) di Batanghari atau suku anak dalam sungai Terap, Rabu (16/3/2022).

Warga SAD, kata dia, punya adat dan kebudayaan yang perlu dijaga. Kabupaten Batanghari memiliki Tahura dengan luas 15.810 hektare, dari luas itu masih ada sekitar enam ribu hektare berupa hutan belantara, warga SAD bisa hidup berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain. Dia juga mengatakan sekitar 60 persen luas Tahura tersebut sudah diakuisisi oleh masyarakat.

"Bagaimana kita bangun kembali sehingga SAD bisa merasakan kehidupan mereka, budaya mereka dan kebiasaan mereka, tapi secara perlahan bisa kita interaksi dengan masyarakat sekitarnya," kata Fadhil Arief.

2. Rencana pembenahan akan diberikan pada Kemensos

Editorial Team

Tonton lebih seru di