Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Calon Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (Dewas KPK), Benny Mamoto (YouTube/Komisi III DPR)
Calon Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (Dewas KPK), Benny Mamoto (YouTube/Komisi III DPR)

Jakarta, IDN Times - Calon Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (Dewas KPK), Benny Mamoto, menyoroti anjloknya citra publik terhadap KPK.

Salah satu faktor utamanya ialah karena lembaga anti rasuah itu selalu kalah dalam praperadilan. Setelah dipelajari, ternyata ditemukan adanya ketidakprofesionalan dari penyidik dan kurangnya koordinasi dengan instansi lain. 

Benny menjelaskan, kekalahan KPK dalam praperadilan justru pada kasus-kasus yang bukan hasil operasi tangkap tangan (OTT). Hal itu memunculkan pertanyaan publik, sejauh mana kecermatan penyidik sehingga bisa kalah.

"Sehingga akhirnya kalah dalam praperadilan. Inilah salah satu poin yang nantinya perlu menjadi perhatian, karena saat ini masyarakat lebih berani untuk menggugat sehingga janganlah nanti kemudian KPK kalah kembali. Perlu profesionalisme, kehati-hatian, dan sebagainya," kata dia.

"Kemudian berbicara OTT, dari pengamatan kami, KPK mengandalkan OTT. Karena OTT itu sudah lengkap, saksi, pelaku, barang bukti, semua sudah lengkap sehingga pembuktiannya mudah. Baru kemudian dikembangkan untuk nanti siapa-siapa saja yang terlibat di dalam jejaringnya," sambung Benny.

Editorial Team