Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Screenshot_20251007_115048_com_whatsapp_MediaViewActivity_edit_312670175009213.jpg
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar rapat bersama Menteri Agama, Nasaruddin Umar di rumah dinasnya, di kawasan Widya Chandra, Jakarta, Selasa (7/10/2025) (dok. Istimewa)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan (Menko PM), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, bersama Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menelusuri pondok pesantren mana saja yang memiliki kerawanan dalam pembangunan gedungnya. Hal itu dilakukan setelah gedung Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo ambruk pada Senin (29/9/2025).

Cak Imin mengatakan, Ponpes Al Khoziny sudah berusia 125 tahun. Menurutnya, banyak pesantren di Indonesia yang usianya di atas 100 tahun, dan bangunannya harus dipugar dengan tata kelola sesuai prosedur.

"Pesantren yang baru saja mengalami musibah seperti di Sidoarjo beberapa waktu lalu, memang usianya 125 tahun. Rata-rata pesantren dengan bangunan yang sangat tua itu tidak diikuti dengan perencanaan memadai karena tiga hal. Pertama, keterbatasan anggaran," ujar Cak Imin di rumah dinasnya, Jakarta, Selasa (7/10/2025).

Cak Imin menyebut, pesantren sering menggunakan cara tambal sulam dalam melaksanakan pembangunan karena keterbatasan dana.

"Sehingga, pesantren sering menggunakan cara tambal sulam di dalam melaksanakan pembangunannya," ujar dia.

Pemerintah juga akan melakukan evaluasi terhadap pesantren yang usianya lebih dari 100 tahun, terutama pada struktur bangunannya. Sebab, kondisi itu membuat bangunan jadi rawan ambruk.

"Saya dengan Pak Menteri Agama, nanti juga dengan berbagai kementerian, akan terus melakukan kerja bersama mengatasi berbagai hal menyangkut penyelamatan pesantren-pesantren dengan usia yang sangat tua, di atas 100 tahun dan bangunan-bangunan rawan. Kami akan prioritaskan pesantren-pesantren yang memang sangat rawan dan sangat tua usianya," kata dia.

Dalam kesempatan itu, Cak Imin akan berkoodinasi dengan sejumlah pesantren terkait dengan cara penanggulangan dari ancaman kerusakan bangunan. Koordinasi itu diperlukan karena pesantren sangat menjaga independensinya.

"Atas perintah Pak Presiden, itu saya akan terus mengambil langkah cepat, terutama memprioritaskan kepada pesantren-pesantren yang sangat rawan untuk segera kami tangani," ujar Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.

Editorial Team