Singapura termasuk salah satu dari sedikit negara di dunia yang mulai melakukan ekspansi persepsi ancaman. Pada 15 Februari lalu, negara terkecil di Asia Tenggara tersebut secara resmi memasukkan aspek digital ke dalam pendekatan pertahanan. Artinya, Singapura memahami domain siber juga tak luput dari serangan yang berbahaya.
Langkah itu dilatarbelakangi oleh gangguan terhadap sistem penyedia layanan kesehatan SingHealth pada 2018, di mana banyak catatan medis warga Singapura bocor ke publik.
Salah satu cara Singapura bertahan dari ancaman di dunia digital adalah dengan mendirikan lembaga siber, merekrut para spesiasil keamanan dan membuat pelatihan siber yang tak hanya diikuti oleh personel khusus, tapi juga anggota Angkatan Bersenjata Singapura.
Sebelumnya, Singapura memiliki lima area pertahanan yang disebut sebagai Total Defense. Kelimanya adalah pertahanan militer; pertahanan sipil; pertahanan ekonomi; pertahanan sosial; dan pertahanan psikologis. Menteri Pertahanan Singapura Heng Chee How menegaskan pentingnya menambahkan pertahanan digital saat ini.
"Mengapa kami mendirikan fasilitas ini adalah untuk memastikan kami siap secara operasional, bahkan ketika dihadapkan pada serangan-serangan tersebut, jadi kami bisa melindungi kedaulatan dan membuat masyarakat Singapura tenang," ucapnya seperti dilansir dari Straits Times.