Ngomongin Jakarta bukan cuma soal gedung tinggi dan transportasi modern, melainkan juga gimana bikin kota ini lebih ramah lingkungan. Jakarta sedang gerak cepat mengubah wajah pengelolaan sampahnya, mulai dari edukasi warga, reaktivasi bank sampah, sampai teknologi canggih seperti Refuse Derived Fuel (RDF) yang bisa mengubah sampah jadi energi. Semua langkah ini dilakukan demi mewujudkan Jakarta yang lebih sehat, nyaman, kekinian, dan berkelanjutan.
Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Rano Karno menegaskan, permasalahan sampah bukan hanya soal teknis, melainkan juga soal perilaku dan budaya masyarakat.
“Sejarah pernah mencatat longsor sampah yang terjadi di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada 2005. Kejadian ini merenggut sekitar 157 jiwa. Hal ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa sampah yang tidak terkelola dengan baik dapat berujung pada bencana besar,” urainya. “Oleh karena itu, kita diajak untuk mengambil langkah konkret dalam mengelola sampah secara berkelanjutan, yang bisa dimulai dari lingkungan sekitar.”
Rano mengajak warga membiasakan diri memilah sampah sejak dari rumah. Menurutnya, hal ini merefleksikan budaya warga yang mengutamakan kebersihan, keberlanjutan, dan kepedulian terhadap lingkungan.
“Mari kita biasakan memilah sampah sejak dini. Dengan begitu, kita bisa lebih aktif dan peduli dalam mengurangi sampah. Ini adalah salah satu upaya menyongsong lima abad Jakarta dan menjadi kota global yang berkelanjutan dalam menjaga kelestarian lingkungan pada masa mendatang,” tambahnya.