Asisten Deputi Bidang Hubungan Internasional di Sekretariat Kabinet, Johar Arifin saat duduk di deretan delegasi di komite HAM PBB Jenewa. (Tangkapan layar UN Web TV)
Pertanyaan soal hak dan partisipasi publik di dalam pemilu dijawab oleh Asisten Deputi Bidang Hubungan Internasional di Sekretariat Kabinet, Johar Arifin. Namun, Johar tidak merespons pertanyaan Ndiaye soal adanya cawe-cawe Jokowi pada Pemilu 2024.
Begitu juga diplomat lainnya dari Kementerian Luar Negeri yang dipimpin oleh Dirjen Multilateral, Tri Tharyat.
Johar hanya menyebut, Indonesia berhasil mengadakan pemilu langsung terbesar di dunia dalam waktu satu hari.
"Indonesia menggelar pemilu yang adil dan jujur serta menghormati hak pemilih. Kami berhasil melakukan pemilu langsung yang terbesar dengan jumlah pemilih mencapai 204 juta. Ini termasuk pilpres dan pemilu 575 anggota DPR, DPRD dan DPD," ujar Johar.
Pemilu, kata dia, masih akan berlanjut pada November 2024. Sebab, pada waktu itu akan digelar pilkada. Termasuk di dalamnya pemilihan 542 bupati dan wali kota.
Johar juga menyebut, pemerintah menjamin hak pilih bagi pemilih difabel tetap terjaga. Ia turut menyinggung ada sejumlah tantangan yang dihadapi di lapangan saat pilpres dan pileg digelar. Salah satunya tuduhan kecurangan.
"Terkait dengan tuduhan kecurangan, sistem demokrasi di negara kami memberikan jalan penyelesaian di Mahkamah Konstitusi. Bahkan, pemerintahan kami memberikan kesempatan kepada badan pemantau pemilu untuk melakukan tugasnya. Ada 154 badan pemantau pemilu, termasuk tiga pemantau pemilu dari negara asing," kata dia.