Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengklaim tengah berupaya bersih-bersih di kementeriannya, agar tidak ada lagi praktik mafia dalam pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Salah satu caranya dengan terbang langsung ke negara produsen alutsista, dan bernegosiasi langsung mewakili pemerintah. Prabowo enggan menggunakan pihak ketiga di Tanah Air untuk melakukan hal tersebut.
"Saya ingin tahu harga yang sebenarnya (alutsista) itu berapa sih," ungkap Prabowo ketika berbicara dalam program Deddy Corbuzier di kanal YouTube, Minggu, 13 Juni 2021.
Cara lainnya mencegah praktik mafia dalam pembelian alutsista yaitu menggandeng beberapa instansi seperti Kejaksaan, Badan Pemeriksa Keuangan dan Badan Pengawasan dan Keuangan Pembangunanan (BPKP), untuk memeriksa kontrak pembelian alutsista sebelum dokumen tersebut efektif dan dilakukan pengiriman.
"Kan kontrak (pembelian alutsista) itu ada beberapa tahapan, ada tahap awal, ada beberapa kondisi yang harus dipenuhi, termasuk kondisi keuangan," kata Prabowo.
Diplomasi Prabowo untuk pembelian alutsista terlihat dari getolnya mantan Danjen Kopassus itu bepergian ke luar negeri. Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Muhammad Haripin mengatakan, sejak dilantik sebagai Menhan pada Oktober 2019, Prabowo setidaknya sudah berkunjung ke 14 negara. Ia tercatat lima kali bertamu ke Turki dan tiga kali ke Rusia.
Apakah cara ini bisa mencegah potensi praktik korupsi dalam pembelian alutsista?