Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-08-07 at 13.22.50.jpeg
Ilustrasi Jakarta, Bundaran HI (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Intinya sih...

  • Angka 42 juta bukan angka asli

  • Data disdukcapil ada 11 juta warga

  • Jutaan penduduk dari kota penyangga

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Laporan terbaru PBB menobatkan Jakarta sebagai kota terpadat di dunia, menggeser posisi Tokyo yang kini berada di peringkat ketiga. Dengan populasi hampir 42 juta jiwa, posisi Jakarta telah melonjak dari peringkat ke-33 pada 2018, ketika ibu kota Jepang berada di posisi teratas.

Peringkat teratas Jakarta diikuti oleh Dhaka dengan populasi 37 juta jiwa dan Tokyo di posisi ketiga dengan populasi 33 juta jiwa, dilansir The Guardian.

Lalu benarkah Jakarta kota terpadat menggusur Tokyo?

1. Angka 42 juta bukan angka asli

ilustrasi Jakarta (IDN Times/Herka Yanis)

Kepala Dinas Dukcapil DKI Jakarta, Denny Wahyu Haryanto menegaskan angka tersebut bukan jumlah penduduk resmi Jakarta, melainkan prediksi populasi fungsional versi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menggambarkan mobilitas harian masyarakat di wilayah metropolitan Jakarta.

"Jumlah 42 juta jiwa merujuk pada Penduduk Fungsional (De Facto), yaitu jumlah orang yang melakukan aktivitas sehari-hari di Jakarta, termasuk komuter dari kota dan kabupaten penyangga," ucapnya dikutip dalam keterangan tertulis, Senin (1/12/2025).

2. Data disdukcapil ada 11 juta warga

ilustrasi Jakarta (IDN Times/Herka Yanis)

Dia mengatakan jumlah penduduk resmi Jakarta yang tercatat dalam administrasi kependudukan jumlahnya jauh lebih kecil.

Berdasarkan data resmi Penduduk Administratif (De Jure) yang dirilis Dinas Dukcapil DKI Jakarta pada Semester I Tahun 2025, jumlah penduduk DKI Jakarta sebanyak 11.010.514 jiwa.

"Data tersebut dihitung berdasarkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) warga yang terdaftar resmi dan beralamat di Jakarta," katanya.

3. Jutaan penduduk dari kota penyangga

Potret rangkaian KRL buatan perusahaan China CRRC Qingdao Sifang Co., Ltd. (Dok. KAI Commuter)

Denny memaparkan, jutaan orang datang ke Jakarta untuk bekerja, sekolah, kuliah, berbisnis, berobat, hingga mengurus layanan publik setiap hari. Mereka berasal dari delapan wilayah penyangga, yaitu Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Depok, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi.

“Mobilitas besar inilah yang membuat Jakarta terasa jauh lebih padat dibanding jumlah penduduk resminya,” ujar Denny.

Editorial Team