Jakarta, IDN Times - Belakangan beredar kabar di media sosial mengenai pasangan WNI di Jepang yang meninggal diduga mengonsumsi kentang bertunas. Informasi ini dikaitkan dengan keracunan senyawa glikoalkaloid seperti solanin dan chaconin yang memang terdapat pada kentang.
Supervisor Jaminan Mutu Pangan Sekolah Vokasi IPB University, Dr. Andi Early Febrinda menjelaskan, informasi tersebut benar adanya dan penting untuk menjadi perhatian masyarakat. Ia membenarkan bahwa kentang berwarna hijau dan bertunas berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Dr Andi menjelaskan, kentang mengandung senyawa glikoalkaloid, yaitu solanin dan chaconin, yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan alami tanaman terhadap hama dan penyakit. Tunas dan bagian berwarna hijau pada kentang harus dibuang.
“Solanin dapat ditemukan di daun, kulit, daging umbi, dan terutama tunas. Kandungan solanin bisa meningkat akibat penyimpanan yang salah, pemanenan kentang yang belum matang, atau paparan cahaya matahari yang terlalu lama,” ujar Dr. Andi dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (22/6/2025).