Jakarta, IDN Times - Centre of Economic and Law Studies (CELIOS) menduga kuat alasan pemerintah menunda pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), karena dilakukan efisiensi belanja oleh pemerintah (austerity measures). Apalagi, pemerintah menargetkan efisiensi belanja APBN mencapai Rp306 triliun.
"Sehingga belanja pegawai menjadi salah satu sasaran penghematan ekstrem," ujar Direktur Ekonomi Digital, Nailul Huda, seperti dikutip, Selasa (11/3/2025).
Nailul menyebut pembukaan formasi CPNS sebanyak 250.407 posisi dilakukan pada era pemerintahan sebelum Prabowo Subianto. Artinya, kata Huda, ada perubahan prioritas program dan perombakan alokasi belanja pemerintah era Prabowo.
"Perubahan prioritas program ini berdampak signifikan terhadap formasi kebutuhan ASN," tutur dia.
Huda menyebut pihak yang paling dirugikan adalah CPNS yang sudah mundur dari pekerjaan sebelumnya, dan berharap bisa langsung bekerja di instansi pemerintah. Mereka dikecewakan karena akhirnya menjadi pengangguran semu selama sembilan bulan. Dikatakan semu karena meski sudah diterima CPNS tapi kenyataannya tak bisa langsung bekerja.