Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Aisyah, siswa kelas 1 SD sedang lakukan pembelajaran jarak jauh/ dok pribadi

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerapkan Pelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan menggandeng TVRI untuk menyiarkan materi berbagai jenjang pendidikan mulai Taman Kanak-Kanak sampai SMA/SMK sejak Senin(13/4) lalu. Sehingga sudah empat hari terakhir Rauf dan adiknya yakni Aisyah menjalani proses pembelajaran melalui TVRI sesuai jadwal materi yang ditayangkan.

Aisyah yang masih di kelas 1 SD ini lebih dahulu memperhatikan pelajaran yang disiarkan TVRI, jadwal hari ini adalah matematika yang membahas sifat-sifat bangun dasar bersama Pak Ridwan pukul 08.30 WIB.

Selama 30 menit Aisyah memperhatikan materi tersebut. Di akhir tayangan Aisyah mendapatkan tugas dari guru dari melalui WhatsApp grup.

Aktivitas yang sama juga dilakukan Rauf yang duduk di kelas 5 SD. Ia menyaksikan tayangan TVRI yang menampilkan materi SD kelas 4-6 tentang tradisi asli nusantara yang mengulas kain tenung sengkang. 

Lalu, apa tanggapan mereka usai mengikuti materi pembelajaran jarak jauh melalui TVRI?

1. Tugas anak justru bertambah dengan adanya materi dari TVRI

Materi belajar dari rumah untuk murid SD (YouTube/Guru Pelosok)

Ibu Rauf dan Aisyah, Isti mengungkapkan sebelum penerapan pembelajaran di TVRI, anak-anaknya juga sudah melakukan proses pelajaran melalui berbagai aplikasi. Dengan adanya materi di TVRI malah membuat tugas anak bertambah.

"Bukan hanya via TVRI aja, sebelumnya materi pembelajaran dari sekolah. Nah pas ada dari TVRI, sekarang jadi double tugas anak-anak," ujarnya pada IDN Times, Kamis (16/4).

2. Anak-anak merasa lebih nyaman belajar di sekolah

Rauf, siswa SD kelas 5 melakukan pembelajaran jarak jauh/ dok pribadi

Selain itu, jadwal belajar anak mereka tidak hanya 30 menit saja atau sesuai waktu tayang TVRI namun sesuai jam pelajaran sekolah mulai jam 08.00 sampai jam 03.00. Isti mengakui anaknya kangen proses pembelajaran di sekolah karena belajar di rumah tidak senyaman sekolah.

"Mungkin karena orangtuanya tidak fokus dalam mengajar karena di rumah selain harus mengurus urusan domestik, harus menyempatkan waktu mengajarkan jadi ngaruh ke mereka," ungkapnya.

3. Orang tua di rumah harus berperan jadi guru juga

(Ilustrasi siswa saat belajar di rumah) ANTARA FOTO/Arnas Padda

Untuk tugas sekolah, Isti mengatakan anak-anaknya cukup senang karena bervariasi dan tidak membosankan.

"Tapi ya anak-anak lebih santai, jadi kurang disiplin, lalu gak bisa tatap langsung dengan guru dan bertanya," ujarnya.

Isti berharap pandemik virus corona berakhir sehingga tugasnya tidak lagi berat. Sebab, selain jadi ibu rumah tangga, Isti juga harus berperan sebagai guru untuk anak-anaknya

4. Orang tua juga mengeluhkan adanya tugas tambahan dari materi yang disiarkan di TVRI

IDN Times/ Muchammad Haikal

Kisah serupa juga dikisahkan oleh Indah, ibu dua anak yang tinggal di Jatibening, Pondok Gede, Bekasi. Ia mengaku sudah empat minggu menjadi guru dadakan bagi dua putranya, yakni Raka yang duduk di kelas IV dan Rizki di SD kelas I. Indah mengungkapkan jadwal belajar kedua anaknya sama seperti jadwal sekolah. 

"Kalau Raka satu hari dua mata pelajaran, jadi ketika gurunya memberikan tugas via grup anak-anak langsung mengerjakan jadwal pengerjaan seperti sekolah jam 12.30 WIB," ujar Indah.

Menurutnya, adanya materi dari TVRI juga menambah tugas anak-anaknya. Hampir tiap hari, putranya merangkum materi yang disiarkan melalui televisi tersebut

"Selain dari televisi juga ada tugas sekolah double," kata dia lagi. 

Editorial Team