Warga antre untuk mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 saat Vaksinasi Massal COVID-19 dalam rangka HUT ke-75 Bhayangkara di Kota Madiun, Jawa Timur, Sabtu, 26 JWarga antre untuk mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 saat Vaksinasi Massal COVID-19 dalam rangka HUT ke-75 Bhayangkara di Kota Madiun, Jawa Timur, Sabtu, 26 Juni 2021 (ANTARA FOTO/Siswowidodo)
Sementara itu, pemerintah menargetkan sebanyak 208.265.720 penduduk Indonesia divaksinasi, alias 70 persen dari populasi. Sayangnya, program vaksinasi yang sudah dijalankan selama sekitar 7 bulan ini baru mencapai 20,01 persen, tepatnya 41.673.464 orang yang menerima vaksin dosis pertama.
Jumlah penduduk yang telah mendapat vaksin dosis kedua bahkan lebih rendah lagi, yakni hanya 7,81 persen dari target atau 16.274.150 orang.
Vaksin pertama yang digunakan di Indonesia adalah CoronaVac, buatan Sinovac, Tiongkok. Pada 1 Juni 2021, World Health Organization (WHO) menerbitkan izin penggunaan darurat untuk CoronaVac yang memiliki efikasi 51 persen.
Dibandingkan beberapa vaksin yang sudah diterbitkan izin oleh WHO, CoronaVac memiliki efikasi paling rendah. Misalnya vaksin buatan Pfizer (Amerika Serikat) yang bekerja sama dengan BioNTech (Jerman) memiliki efikasi 95 persen, dan telah mendapatkan izin WHO sejak 8 Januari 2021. Lalu, vaksin COVID-19 buatan Moderna (AS) memiliki efikasi 94,1 persen.
Lebih lanjut, AstraZeneca (Inggris) yang juga digunakan di Indonesia memiliki efikasi 63,09 persen. Vaksin ini diklaim bisa melawan COVID-19 varian Delta.
Lalu, vaksin Janssen buatan Johnson & Johnson (AS) dilaporkan memiliki efikasi 85,4 persen. Terakhir, vaksin COVID-19 buatan Sinopharm (Tiongkok) dilaporkan memiliki efikasi 79 persen.
Pada (13/7) kemarin, sebanyak 1,4 juta dosis vaksin Sinopharm tiba di Indonesia. Vaksin tersebut akan digunakan untuk program Vaksinasi Gotong Royong (VGR).
Negara tetangga Malaysia baru-baru ini menyatakan tak akan lagi menggunakan vaksin buatan Sinovac begitu pasokan yang tersedia habis. Dilansir dari Channel News Asia, ke depannya otoritas kesehatan Malaysia akan menggunakan vaksin produksi Pfizer-BioNTech untuk menginokulasi warganya.
Menteri Kesehatan Malaysia Adham Baba mengatakan, vaksin buatan Negeri Bambu itu tak lagi digunakan karena pihaknya ragu dengan kemanjurannya terhadap varian Delta, yang memiliki daya penularan tinggi dari virus corona pada umumnya.
Sementara itu, Singapura hanya memperbolehkan penggunaan vaksin Sinovac untuk layanan berbayar di klinik swasta. Vaksin Sinovac memang tak digunakan untuk program vaksinasi nasional. Pemerintah hanya menggunakan vaksin Pfizer dan Moderna yang efikasinya lebih dari 90 persen.