Jakarta, IDN Times - Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial di Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes mengatakan koalisi partai politik yang menyokong pemerintahan Prabowo-Gibran tidak terlalu gemuk. Ini berdasarkan jumlah kursi di parlemen dari parpol pendukung Prabowo.
Namun, ia tak membantah jumlah menteri dan wakil menteri yang dimiliki oleh pemerintahan Prabowo-Gibran paling gemuk di era reformasi. Pernyataan Arya tersebut didukung dengan data bahwa jumlah koalisi parpol pendukung pemerintah di kabinet pada era kedua Presiden Joko "Jokowi" Widodo justru lebih gemuk dibandingkan Prabowo.
"Ada 91,30 persen parpol pendukung pemerintah yang duduk sebagai menteri di kabinet. Bila dibandingkan dengan koalisi pendukung parpol pemerintah di era Prabowo yang diberi kursi menteri yakni 69,14 persen," ujar Arya ketika dihubungi pada Sabtu (26/10/2024).
Pada periode kedua pemerintahan Jokowi, tersisa Partai Keadilan Sejahtera (PKS) saja yang tidak bergabung di dalam kabinet. Sedangkan, di periode pertama Prabowo, PDI Perjuangan dan NasDem tidak mengirimkan kader-kadernya ke kabinet.
PKS yang menyatakan dukungan belakangan ke Prabowo-Gibran hanya diberi jatah satu kursi. PKS merekomendasikan akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan bukan kadernya langsung.