Ilustrasi tes cepat COVID-19. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Jadi, menurutnya segala bentuk ketidakdisiplinan dan pengabaian tersebut ada suatu latar belakang yang mendorongnya.
"Ada risiko besar di balik itu. Itulah yang harus dibenahi segera," tegasnya.
Dia menekankan bahwa warga wisma ini kebanyakan hanyalah orang yang tak tahu apa-apa saat dibawa ke sini. Dia pun begitu terkejut saat turun di Soetta langsung diangkut ke sini.
"Kami tidak dikabari siapapun sebelumnya. Andai kami tahu, mungkin kami memilih tinggal dulu di Eropa yang jauh lebih aman dan nyaman. Hak kami untuk tahu tidak diberikan. Sekarang di sini hak kami untuk makan dan berjarak pun sedang terancam," terangnya.
Dia menambahkan jika tidak ada perubahan sistem, sebaiknya lepaskan saja. Di luar sana Kunaifi dan keluarga punya ruang yang luas untuk jaga jarak, menjaga diri dan orang lain.
"Jangan sampai kami yang sehat saat berangkat dari luar negeri justru terjangkit di pusat pengendalian Covid ini. Jangan sampai Wisma Atlet menjadi pusat penularan COVID-19,"ujarnya.
"Pengelola wisma melihat masalah dari sudut pandang mereka. Saya melihat dari sudut pandang selaku warga wisma. Tidak untuk menyalahkan siapa-siapa tapi andai kedua sudut pandang dipertemukan, mungkin kita lebih cepat membuat perbaikan" sambungnya.
IDN times mencoba konfirmasi pada pengelola RS Wisma Atlet Kemayoran namun sampai berita ini dibuat belum ada tanggapan.