Warga Kota Malang mencairkan bansos PkH di Kantor Kelurahan Polowojen. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)
Risma menjelaskan, bahwa hal itu terjadi karena berbagai kendala di daerah. Contohnya yang terjadi di Aceh.
"Misalnya kaya Aceh, itu dia harus nyebrang orang itu, karena tidak ada ATM, Pos, sehingga dia harus nyebrang. Nah dia, mereka itu nyebrangnya yang diterima itu paling banyak Rp450 ribu, nyebrangnya itu butuh Rp600 ribu. Sehingga kemudian mereka tidak ambil, karena atau diambil di akhir tahun," jelas Risma.
Lalu, ada juga kejadian di Bali. Risma mengatakan, ada beberpa daerah di Bali yang tidak memiliki Bank BTN.
"Sehingga dia butuh untuk membayar transport, untuk mengambil di bank itu di Kabupaten yang lain itu lebih banyak daripada yang dia terima," ujarnya.
Risma mengaku telah menyampaikan hal itu dalam rapat bersama Wakil Menteri BUMN. Menurutnya, solusi yang diberikan adalah pindah bank.
"Kami pindah bank kita ganti bank-nya," ujarnya.
Namun, hal itu hanya terjadi di 2023. Menurut Risma, pembagian Bansos 2024 sudah normal.
"Iya normal, Alhamdulillah normal. Jadi yang itu malah di tahun 2021 saat awal Covid itu saya persis masuk 2 Januari, saya kita keluarkan. Karena saat itu Covid," ujarnya.