Jakarta, IDN Times - Partai Demokrat tak lagi menetapkan syarat kursi bakal cawapres dalam mencari mitra baru koalisi jelang Pemilu 2024. Menurut Demokrat, kesamaan dalam memegang prinsip dan etika politiklah yang dijadikan pertimbangan utama membangun koalisi baru.
"Demokrat tidak akan meminta kursi cawapres sebagai syarat utama untuk berkoalisi," ungkap Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, di kantor DPP Demokrat, Kamis (7/9/2023).
Ia menyebut syarat yang sama juga tak pernah diminta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ketika masih berada di Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Menurutnya, selama ini AHY hanya merespons beberapa kali ajakan Anies Baswedan yang memintanya menjadi pendamping pada Pemilu 2024. Karena itu, dia menegaskan, AHY tak pernah memaksakan posisi bakal cawapres kepada Anies.
"Sudah jelas, bukan masih ingin. Dari koalisi sebelumnya sudah jelas, sampai sekarang tidak ada permintaan harus menjadi cawapres. Kemarin kenapa kita minta soal cawapres, karena merekalah yang minta. Ini yang mesti digarisbawahi," tutur dia.
Pada 6 September 2023, AHY mengumpulkan 38 ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Demokrat usai hengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan. AHY meminta masukan terkait arah koalisi dan capres mana yang didukung jelang Pemilu 2024.
Herzaky pun tak menampik sempat terjadi perdebatan selama lima jam dalam pertemuan itu. Sebab, sejumlah kader beragumen soal bakal capres mana yang harus didukung.
"Tapi gak ada (gebrak-gebrak meja). Itu kan partai sebelah. Kalau dari kami tidak ada budaya gebrak-gebrak meja. Memang sempat ada ramai karena dalam konteks masing-masing DPD menyampaikan argumen," katanya.
Sebelumnya, dalam wawancara bersama jurnalis senior Najwa Shihab, Anies mengaku proses pencairan titik temu Koalisi Perubahan sempat diwarnai aksi gebrak meja. Aksi itu terjadi di tengah kebuntuan terkait penetapan AHY untuk segera diresmikan menjadi pendamping Anies.
Publik langsung menduga pihak yang gebrak meja adalah anggota Tim 8 dari Partai Demokrat. Namun, salah satu kader Demokrat, Hasbil Mustaqim Lubis, melalui akun media sosialnya mengungkap pihak yang menggebrak meja adalah Ketua Umum Nasional Demokrat (NasDem), Surya Paloh.