Potret Paus, Uskup, dan Imam di altar selepas Misa Akbar di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, Kamis (5/9/2024). (Indonesia Papal Visit Committee/Wisnu Widiantoro)
Dengan penunjukan kardinal-kardinal baru ini, Paus Fransiskus kembali menegaskan bahwa masa depan Gereja Katolik berada di luar Eropa dan Amerika Utara. Ia berulang kali menyampaikan bahwa masa depan Gereja justru berada di gereja-gereja “periperal” atau “di ujung dunia”.
Sebagian besar kardinal baru yang dipilih Paus berasal dari uskup-uskup yang berkarya di Amerika Latin, Asia, dan Afrika. Brasil, Chile, Argentina, Peru, dan Ekuador masing-masing mengirim satu nama untuk diangkat menjadi kardinal baru. Dari Afrika, Paus memilih dua uskup agung dari Aljazair dan Pantai Gading untuk bergabung dengan Dewan Kardinal.
Selain Uskup Bogor sebagai wakil dari Indonesia, Asia juga diwakili oleh kardinal baru dari Filipina, Jepang, dan Iran. Paus juga menunjuk seorang eparki dari Gereja Timur ritus Yunani, dan tidak hanya para uskup, dua imam juga akan bergabung dengan Dewan Kardinal.
Paus Fransiskus menekankan bahwa kardinal-kardinal yang terpilih mencerminkan keragaman dari seluruh dunia.
“Asal usul mereka mengekspresikan universalitas Gereja, yang terus mewartakan kasih Tuhan yang penuh belas kasihan kepada semua orang di bumi,” tutur Paus Fransiskus.
"Dimasukkannya mereka ke dalam Keuskupan Roma juga menunjukkan ikatan tak terpisahkan antara Takhta Santo Petrus dan Gereja-gereja partikular yang menyebar ke seluruh dunia," tambahnya.