Nunukan, IDN Times - Sebuah perahu kayu dengan lima penumpang pelan-pelan merapat di pinggir jalan beraspal di Desa Atap Warga Desa Atap, Kecamatan Sembakung, Nunukan, Kalimantan Utara, Minggu (9/1/2022).
Seorang wanita setengah baya mulai berdiri dan mengangkat kaki, bersiap untuk ke luar perahu. Sesekali dia berpegangan pada perempuan muda di sebelahnya, di atas perahu yang terus bergoyang di air sungai yang berwarna coklat pekat.
"Padahal udah 3 hari tapi belum surut juga," gumamnya sambil melangkah ke luar dari perahu.
"Ini kalau gak karena ada yang menikah juga gak akan balik, kamu dari mana mbak," ujar perempuan bernama Mila itu bertanya kepada IDN Times yang tengah memotret beberapa rumah yang masih terendam banjir.
Mila kemudian bercerita, banjir di Desa Atap sudah menjadi langganan terutama saat hujan deras. Karena itu, Mila tidak terkejut saat banjir mengepung. Beruntung, rumah Mila berbentuk panggung setinggi 2 meter sehingga saat terjadi banjir pada Kamis (6/2/2022) lalu, tidak merusak perabot rumahnya.
"Gak sampai tenggelam, tapi takut juga sebab ada tetangga saya ada yang rumahnya ikut hanyut kemarin itu, makanya saat banjir saya ngungsi ke rumah saudara di desa sebelah yang gak banjir," ungkapnya.