Helsinki, IDN Times – “Mari. Imam sudah datang. Kita salat,” kata Atik Ali. Pengacara keturunan Tatar itu mengundang anggota delegasi Indonesia untuk menunaikan salat zuhur, di tengah berlangsungnya 'Dialog Antar Agama dan Antar Media (Interfaith and Intermedia Dialogue)' antara Indonesia dan Finlandia. Dialog bilateral yang pertama kali itu digelar pada hari Senin, 17 September 2018.
Lokasi dialog di Pusat Majelis Islam di Helsinki, di sebuah bangunan berlantai lima di tengah kota Helsinki. Bangunan ini dimiliki Atik Ali. Di lantai 2, tempat berlangsung dialog, ada sebuah masjid. Ini salah satu dari dua masjid yang ada di tengah kota Helsinki. “Masjid satunya lagi, Al Iman, dekat dengan KBRI. Itu pun berdiri karena dukungan Pak Atik Ali,” ujar Duta Besar Republik Indonesia untuk Finlandia dan Estonia, Wiwiek Setyawati Firman.
Selain berhubungan dengan pemerintah dan kementerian luar negeri Finlandia, Wiwiek mengontak Atik Ali saat merencanakan dialog bilateral yang pertama itu. “Pak Atik ini kan berhubungan baik dengan para tokoh agama di sini. Jadi perannya penting,” ujar Wiwiek.
Atik Ali juga menjabat sebagai wakil presiden CORE, semacam organisasi kerukunan umat beragama di Finlandia. Presiden CORE adalah Bishop Kaarlo Kalliala, yang juga pemimpin gereja Evangelical Lutheran.
Finlandia merupakan negara yang sangat menghormati pelaksanaan ajaran agama. Konstitusinya melarang penghinaan terhadap agama. Pemerintah Finlandia sudah sejak lama mengakui kebebasan memeluk agama yang dikukuhkan melalui Finnish Freedom of Religion Act pada 1922. Saat itu, Finlandia masih merupakan negara monikultural dimana 90 persen penduduknya adalah pemeluk agama Kristen Lutheran.
IDN Times berkunjung ke Finlandia dan mengikuti kegiatan Interfaith and Intermedia Dialogue. Berikut fakta-fakta kehidupan beragama di Finlandia.