Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sekum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti (Dok. ANTARA News)

Jakarta, IDN Times - Nama Sekretaris Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti kembali muncul jadi pembahasan publik. Setelah isu menolak kursi Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud), ia kembali disorot lantaran disebut-sebut sebagai salah satu calon kuat yang akan menggantikan posisi Nadiem Makarim di kursi Mendikbud.

Menyoal isu tersebut, Mu'ti mengaku dirinya belum berkomunikasi dengan Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Pun Muhammadiyah, menurutnya, belum mengusulkan nama-nama untuk mengisi kabinet.

"Sampai saat ini tidak ada komunikasi dengan pihak Istana," ujar Mu'ti kepada IDN Times, Senin (19/4/2021).

1. Reshuffle jilid II disebut peluang kalangan Muhammadiyah dirangkul Jokowi

Sekjen Muhammadiyah Abdul Mu'ti. (instagram.com/abe_mukti)

Sebelumnya, Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Adi Prayitno, menilai bahwa reshuffle jilid II akan menjadi peluang besar bagi Muhammadiyah. Sebab, di kabinet sendiri belum ada perwakilan dari Muhammadiyah.

"Di periode kedua ini, hanya satu kekurangan Jokowi kurang merangkul kalangan muhammadiyah. Apalagi Kemendikbud-ristek kembali diberikan ke kader Muhammadiyah makin melengkapi suasana pluralisme politik Jokowi," ujar Adi saat dihubungi IDN Times, Rabu (14/4/2021).

2. Ngabalin sebut Jokowi akan lakukan reshuffle sekitar pekan ini

Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (26/2/2020) (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Sebagaimana diketahui, isu reshuffle jilid II kembali mengemuka setelah adanya rencana pembentukan Kementerian Investasi dan peleburan Kementeri Riset dan Teknologi (Kemenristek) dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Menyoal isu reshuffle kabinet, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin mengatakan reshuffle kabinet bisa saja dilakukan oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo dalam pekan ini.

"Bagaimana keputusan-keputusan yang diambil presiden tidak membutuhkan waktu lama, makanya dalam pekan-pekan ini kita tunggu, tidak mustahil dalam pekan ini (reshuffle)," ujar Ngabalin saat dihubungi IDN Times, Selasa (13/4/2021).

Terkait berapa posisi menteri yang akan dirombak oleh Jokowi, Ngabalin tidak berkomentar lebih jauh. Ia hanya meminta publik untuk menunggu keputusan orang nomor satu di Indonesia itu.

"Artinya begini, kalau nanti presiden menggangap satu, dua, menteri harus digeser , harus diganti, tidak ada yang bisa halangi presiden, karena hal itu hak prerogatif presiden. Beliau lakukan apa saja dijamin UUD kan. Jadi kata kuncinya kita tunggu sajalah," kata Ngabalin.

Menurut Ngabalin, keputusan Jokowi akan melakukan reshuffle karena Menristek Bambang Brodjonegoro telah memberikan isyarat untuk pamit. Sehingga, akan ada kekosongan jabatan.

"Pak Jokowi kan dalam kepemimpinannya hampir tidak ada yang tidak cepat, semua keputusan cepat, kemudian sudah begitu tidak tertunda-tunda," tutur Ngabalin.

3. Ma'ruf Amin sudah diajak rembukan oleh Jokowi soal reshuffle kabinet

Wakil Presiden RI Maruf Amin Memimpin Salat Jumat di Masjid Baiturahman (Dok. Humas Setwapres)

Isu reshuffle jilid II kembali mengudara sejak adanya rencana menambah Kementerian Investasi dan meleburkan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Juru Bicara Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Basduki Baidlowi, bahkan mengatakan Ma'ruf sudah diajak Jokowi untuk membahas soal reshuffle kabinet. Namun, masih belum pasti kapan reshuffle akan dilakukan.

"Kalau itu ada reshuffle dan seterusnya tentu saja wapres sudah diajak rembukan setidaknya oleh Presiden," kata Masduki dalam keterangan persnya secara daring, Senin (13/4/2021).

Namun, Masduki enggan membahas soal reshuffle lebih jauh lagi karena itu menjadi ranah Presiden Jokowi.

"Tetapi saya tidak updating berbicara lebih jauh, karena nanti pada saatnya akan ada pembicaraan lebih spesifik antara Pak Presiden dan Wapres, dan nanti sudah setelah selesai semuanya, clear semuanya, baru mungkin itu dibicarakan," jelasnya.

Editorial Team