Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
KSAD, Banjir Sumatra
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak ketika memberikan keterangan pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. (Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden)

Intinya sih...

  • Tiga anggota TNI AD meninggal saat evakuasi korban bencana

  • Maruli minta media ikut membangkitkan moral masyarakat

  • Seskab sebut pemerintah sudah berada di lokasi bencana sejak hari pertama

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak menepis kritik bahwa pemerintah lambat dalam menangani banjir di Pulau Sumatra. Menurutnya, tim dari TNI Angkatan Darat (AD) sudah bekerja siang dan malam untuk mendistribusikan bantuan di tiga provinsi terdampak bencana.

Ia pun mengakui kondisi medan di lapangan yang terdampak bencana memang rumit. Tetapi, itu semua tidak akan teratasi dengan berurai air mata di depan kamera.

"Kalau melihat suatu hal, informasikan kepada kami. Persoalan seperti ini tidak akan selesai dengan menangis. Anggota kami sudah bekerja siang dan malam," ujar Maruli ketika memberikan keterangan pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada Jumat (19/12/2025).

Pernyataan Maruli itu seolah merujuk kepada laporan dari jurnalis televisi yang terharu dan menangis ketika melaporkan kondisi langsung di Aceh Tamiang, Aceh pada awal pekan ini. Ia pun meminta kepada para jurnalis untuk mengekspos dan memberitakan bagaimana tim dari TNI AD bekerja untuk mengatasi bencana. Jenderal bintang empat itu pun tak menampik bila masih terdapat sejumlah kekurangan di lapangan.

"Tapi, tolong informasikan kepada kami kekurangan itu, jangan malah diekspos lewat media," tutur dia.

1. Tiga anggota TNI AD meninggal saat evakuasi korban bencana

Kondisi Jembatan Kembar Silaiang yang tertimbun material longsor di Kabupaten Padang Panjang. (www.instagram.com/@musik_bakato)

Lebih lanjut, Maruli mengatakan dalam proses penanganan bencana, anggota TNI AD pun turut menjadi korban. Tiga prajurit TNI AD meninggal ketika mengevakuasi korban longsor di Padang, Sumatra Barat.

"Ada dua keluarga yang suaminya meninggalkan rumah, keluarganya habis. Anak istrinya (tiada)," kata Maruli.

Sehingga, ia mengaku membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Semua pihak termasuk media, kata Maruli harus bekerja sama dan kompak.

"Kasihan mereka yang terkena bencana karena kondisinya memang rumit. Anda mungkin tidak merasakan bagaimana mereka susahnya. Kami tampung bila masih banyak kekurangan. Jadi, mari kita bersama-sama memberikan kekuatan kepada mereka yang terkena bencana," tutur dia.

2. Maruli minta media ikut membangkitkan moral masyarakat

Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Maruli Simanjuntak ketika melepas tim tembak TNI AD yang akan berlagaa di ASEAN Army Rifle Meet (AARM) ke-33 tahun 2025. (Dokumentasi TNI AD)

Maruli mengakui peran media luar biasa dalam menyampaikan perkembangan banjir di Sumatra kepada publik luas. Tetapi, ia berharap media bisa menggunakan fungsinya untuk membangkitkan moral masyarakat dan semua pihak yang terlibat dalam penanganan bencana.

"Jadi, saya perlu sekali bantuan dari rekan-rekan media supaya bisa mengekspos bagaimana harapan-harapan itu. Bagaimana memberikan penghargaan kepada anggota-anggota kami yang bekerja," katanya.

Anggota TNI juga merasakan kesulitan terhadap akses air minum ketika berjalan kaki mendistribusikan bantuan ke daerah terisoli. "Mereka juga tidak memiliki baju ganti dan tinggal di kondisi tempat penginapan yang kurang dari kata layak. Mungkin lebih jelek dari (yang dihuni) pengungsi," imbuhnya.

3. Seskab sebut pemerintah sudah berada di lokasi bencana sejak hari pertama

Sekretaris Kabinet (Setkab), Teddy Indra Wijaya. (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Respons serupa juga disampaikan oleh Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya. Ia menegaskan pemerintah sudah ada di lokasi banjir Sumatra sejak hari pertama pada akhir November 2025 lalu.

"Saya pastikan, sejak hari pertama, detik pertama, pemerintah beserta warga sudah sama-sama berjuang keras. Seluruh petugas TNI, Polri, Basarnas, BNPB daerah, semuanya terjun ke medan laga di detik pertama tanpa kamera! Mereka bertaruh nyawa di bawah guyuran hujan dan di atas puncak gunung demi menyelamatkan saudara-saudara kita," ujar Teddy di Lanud Halim Perdanakusuma.

Teddy memaparkan, sejumlah logistik dan personel TNI, Polri, BNPB juga langsung dikerahkan ke lokasi bencana. Sejumlah alutsista pun turut dikerahkan ke lokasi banjir.

"Seluruh helikopter di Pulau Sumatra langsung bergerak. Tidak cukup sampai di situ, seluruh armada udara dari Pulau Jawa diperintahkan terbang menyeberangi lautan. Butuh waktu 13 hingga 15 jam terbang bagi helikopter-helikopter itu untuk sampai, tapi mereka tidak berhenti!" tutur dia.

Editorial Team