Selanjutnya, Budi juga menjelaskan bahwa Indonesia menjalin kerja sama multilateral melalui COVAX Facility, Budi mengatakan Gavi akan memberikan 16-100 juta dosis vaksin atau 3-20 persen dari jumlah populasi Indonesia.
"Mereka memberikan vaksin yang sifatnya gratis, angkanya masih bergerak berapa dosis yang bisa diberikan ke Indonesia," ujarnya.
Pada 18 September 2020, Indonesia mengajukan surat kepada Gavi yang mengelola fasilitas COVAX. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Gavi sudah melayangkan surat kepada Presiden Joko "Jokowi" Widodo.
"Isi surat itu pada intinya menyampaikan bahwa Indonesia layak menerima Official Development Assistance (ODA) di dalam COVAX/AMC dalam kerangka kerja multilateral," ungkap Menlu Retno Marsudi pada Jumat, 16 Oktober 2020 lalu.
Namun, Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kemlu, Febrian A Ruddyard, bantuan yang dimaksud bukan berarti Indonesia menerima vaksin secara gratis dari WHO. Usai dilakukan peninjauan oleh panel, Indonesia dinyatakan layak memenuhi kriteria sebagai negara yang bisa membeli vaksin COVID-19 dengan harga subsidi, bukan harga pasar.
"Jadi, itu (vaksin) yang diperoleh Indonesia nanti tidak gratis," kata Febri melalui pesan pendek kepada IDN Times, Sabtu (17/10/2020).