Jakarta, IDN Times - Dosen Ilmu Politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Andi Ali Armunanto, mengatakan pemilihan umum (pemilu) murah itu tidak masuk akal. Dia mengambil contoh, ketika Pemilu 2019 anggarannya untuk ditekan menghasilkan banyak korban.
Dia menjelaskan, pada Pemilu 2019, satu orang mengerjakan lima pekerjaan. Sebab, saat itu ada 3 pemilihan DPR RI, DPRD provinsi DPRD kabupaten/kota, pemilihan presiden-wakil presiden dan pemilihan DPD RI.
"Ada mismanajemen itu adalah kita terlalu menghemat anggaran biaya sumber daya manusia, dan akhirnya nyewa satu orang untuk melaksanakan 5 pekerjaan, itu kan mati semua, tapi banyak meninggal," ujar Ali dalam Acara Focus Group Discussion 687 Hari Jelang Pemilu 2024 by IDN Times, Selasa (29/3/2022).